Selasa, 15 September 2009

Wajah Baru FKIP

Siang itu Begog sedang murung sampai mukanya bagai kertas dilipat-lipat, digulung terus dilempar ke got, mengalir sama air got ampe ga keliatan kalau itu kertas. Ketika ditanya oleh Kang Sipon, Begog tidak menjawab. Begog seperti sedang melamun natapin awan ga pake kedip –kedip seolah lagi tertimpa masalah yang sangat berat. Berceritalah Begog kepada Kang Sipon bahwa ia sedang memiliki masalah dengan sahabat karibnya sendiri. Kang Sipon sangat kaget ternyata sahabat karib yang dimaksud adalah Njenik. Sahabat yang selalu menemani hari-hari Begog. “Memangnya masalahnya seperti apa Gog? Masak sampai-sampai kamu melipat wajahmu sedemikian rupa sampe aku ga tau kalau kamu begog, tak kira hasil karya anak seni rupa Gog Gog hahaa…”. “Ini sebenarnya hanyalah kesalahpahaman saja,” jawab Begog. Tiba-tiba Njenik datang dari belakang tanpa sepengatahuan Begog dan Kang Sipon. Kedatangan Njenik itu membuat Begog dan Kang Sipon kaget. Kemudian Kang Sipon dengan cepat menarik tangan Njenik untuk duduk karena Kang Sipon ingin mendamaikan mereka. Akhirnya mereka berdua bermaaf-maafan, kayak lebaran hahaa.... Kang Sipon lega melihat pemandangan siang itu, kayak angin semilir lir….Njenik kemudian bercerita tenang keberadaan gedung A dengan antusias, “Kang Sipon kamu tahu tidak sekarang gedung A digunakan untuk apa?” Njenik mulai cerita. “Tidak tahu Nik, memangnya ada apa dengan gedung A? Bukannya gedung A digunakan sebagai dekanat?” jawab Kang Sipon.
Dari tadi Begog masih diam saja. Lama-lama Begog menjadi salah tingkah dengan Njenik karena mereka sudah baikan tetapi masih saling diam. “Ayolah Gog, ikut ngobrol sini, jangan diam saja kayak orang kurang makan saja hahahaa…,” sindir Kang Sipon. Karena disindir oleh Kang Sipon Begog pun mulai ikut berbicara. “Iya Nik, memangnya kenapa dengan gedung A bukannya masih baik-baik saja?” Begog mulai angkat bicara. Ternyata Kang Sipon dan Begog sama-sama belum tahu dengan keadaan gedung A sekarang. “Memangnya kalian kemana saja sekarang ini? Kok sampai tidak tahu keadaan gedung A, pa lagi kamu Kang Sipon ” tanya Njenik. ”Ya kita sekarangkan jadi orang sibuk Nik,” jawab Begog dengan rasa bangga. ”Sibuk apa’an?” Kata Njenik. ” Eits, eits u jangan salah Nik, gini–gini aku juga sibuk, sibuk. Sibuk banget..sibuk mikirin besok, enak e makan apa ya?, sibuk mikirin kapan ya aku nikah? Bidadariku tunggu Kangmas Begog yang tampan ini. Mmmm sibuk mimpi’in gedung A juga donk.... he he he u u u” Begog ga mo kalah sama Njenik.
”Dasar Begog uh! ngabisin waktu mikirin luapan hatimu yang mulai menunjukan ke-erroran dini. Jadi! gini Gog, Kang Sipon...Saya ceritakan kejadian yang sedang terjadi dengan gedung A sekarang. Gedung A sekarang ini nganggur, tidak ada yang memakai. Para birokrat FKIP telah pindah ke gedung ungu, gedung yang baru dan megah itu lho. Gedung A sekarang menjadi kosong”. ”O itu tho, kayaknya aku sich tau dikit tentang itu Nik. Isu yang sedang berkembang katanya gedung A mau digunakan sebagai ruang kuliah untuk anak-anak PTM, tetapi juga belum ada realisasinya. Tidak tahu ya, mengapa mesti lama. Padahal kita kan sering ga dapat ruang untuk kuliah! Mesti pulang sore banget aku jadi pusing!” Kang Sipon ikut nyambung dengan emosinya. ”Bahkan kita juga saling berebut ruang kelas kan? Biar bisa pulang agak siang biar bisa tidur siang.....” Ujar Begog.
”Ya mungkin mereka masih menikmati keberadaan gedung baru Nik dan masih sibuk mengurusi perpindahan kali,” jawab Kang Sipon asal.
”Ya seharusnya tidak seperti itu juga Kang Sipon. Sebagai mahasiswa kita juga membutuhkan ruang kuliah yang nyaman agar dapat belajar dengan tenang, kita kan kuliah juga bayar heee....”
”Ya sudahlah, kita tunggu saja keputusan dari birokrat kita. Semoga keberadaan gedung A ini segera ditindaklanjuti. Sehingga mahasiswa yang tidak mendapatkan tempat segera dapat dan bisa melaksanakan kegiatan kuliah dengan nyaman,” sambung Kang Sipon. ”Amin.....!!!” semua serempak. Tiba-tiba Begog teriak ndiri ”Mmm bentar-bentar! aku jadi mikir”, sebelum Begog selesai ngomong sudah dipotong ma Njenik ” Wow Begog bisa mikir... keren, aku jadi bener-bener takut Gog, jangan-jangan kamu kenapa-kenapa? Mimpi apa Gog semalem” Celetuk Njenik. ” Iya dong. Begog.. ,begini Kang Sipon ma Njenik aku lagi mikir kalau para birokrat n pren pada di gedung yang baru, berarti kalau aku dititipin tetanggaku untuk legalisasi berarti harus ke gedung yang baru ?”. ” Iya!!” jawab Kang Sipon. ” Berarti gedung F yang jauh itu?”, ”Iya”. ”Yang belum ada kantinnya itu??” ” Ya iyalah!!” Njenik dan Kang Sipon Bebarengan” Berarti waktu nunggu aku ga bisa sambil makan di warung lagi dong, oh.... tidak!!!” Begog menambahkan sambil bermuka durja, sambil nyruput es tehnya.”Astaga Begog! Kupikir kamu mau mongong apa!!, harus e kamu mikirin efektif nggak kalau para Birokrat di gedung yang jauh itu!!. Bukan mikirin perut..!!” ujar Kang Sipon sambil ngaduk-ngaduk es tehnya se-emosi mungkin gara- gara ulah Begog.
”Ah udah, Aku punya isu baru lho di kampus ini,” Kang Sipon mulai bercerita.
”Isu apa Kang kok aku tidak tahu?” tanya Begog.
”Begog...Begog... Apa sih yang kamu tahu,” sindir Njenik.
”emank kamu tau Nik??”tanya Begog.
” Tau dong, emank kamu” Njenik ga mau kalah.
” apa coba?” tantang Begog.
” ga tau, kan Kang Sipon lom crita Gog” ujar Njenik sambil nyengir.
” Sudah –Sudah, Stop berantem, bahagiakan orangtua. He he he, Gini isunya, Tau tho kalo FKIP mo buka program PGBI di SPMB nanti?, lha ternyata program itu hanya dibuka untuk swadana tok....” Kang Sipon mulai menjelaskan ke temen – temenne.
” Wah kalo gitu cuma buat mereka yang kaya no..?”
” betul kau Nik, aku juga mikire gitu. Wudah gitu cuma untuk program IPA, IPS e enggak” Ujar Kang Sipon.
” Berarti nasib IPS kayak Gedung A ya? Ga terurus, padahal kalo dimanfaatin dengan baik hasil e bisa maksimal, fungsi gedung A ga kan kalah ma gedung F yang baru itu! dan IPS ga kalah ma IPA” ujar Begog dengan semangat. Dan disambut acungan jempol Kang Sipon dan Njenik
”Tumben Gog kamu cling” ujar mereka serempak.

kikis_miko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar