Rabu, 16 September 2009

Next, Istana UKM di FKIP !!


Setelah perenovasian lapangan yang berada di depan gedung KBM selesai selanjutnya akan dibangun sekretariat baru untuk UKM, yaitu berada di sebelah utara gedung A. Sejauh mana persiapan yang telah dilakukan? Apakah lagi-lagi terbentur masalah dana?


Kurangnya Ruang untuk Sekretariat UKM
Dalam setiap UKM terdapat sekretariat. Sekretariat atau yang biasa disebut “sekre” merupakan suatu wadah untuk berkumpul dan menyalurkan aspirasi mahasiswa dalam UKM yang diikutinya, antara lain untuk rapat, berdiskusi, menyimpan arsip maupun dokumen dan sebagainya. FKIP mempunyai 2 gedung UKM, yaitu yang berada di depan lapangan dan sebelah utara gedung A yang digunakan untuk sekretariat masing-masing UKM. Semua itu disediakan untuk memfasilitasi mahasiswa. Namun, bagaimana jika suatu UKM belum mempunyai sekretariat? Hal ini salah satunya terjadi pada UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM). “Kami belum mempunyai sekre. Jadi, selama ini untuk surat-menyurat kita menggunakan sms. Kalau UKM lain kan dokumentasinya disimpan di sekre, kalau dokumentasi kita dibawa sekretarisnya sendiri-sendiri,” ungkap Rika, ketua PSM. Sebenarnya dari pihak PSM tidak banyak menuntut, tetapi jika ada sekretariat tentunya akan menjadi lebih baik. “Kita kan berdirinya sudah lumayan lama dan anggotanya makin banyak maka kita juga perlu sekre. Meski sebenarnya untuk latihan PSM lebih enak di luar, tapi kalau ada sekre kan lebih baik,” tambah Bernard, dari PSM.
Ketika dikonfirmasikan kepada Marzuki, selaku ketua IOM, mengungkapkan bahwa gedung UKM sekarang ada sepuluh kamar. Sebenarnya dapat digunakan untuk sepuluh UKM, tetapi sudah ada yang menempatinya, mungkin untuk sekretariat maupun gudang. Ke depannya, untuk mahasiswa baru 2009, pihak IOM akan mengadakan pertemuan dengan orang tua mahasiswa baru untuk membahas masalah tersebut. “Untuk hari Rabu, tanggal 2 September 2009, kami akan mengajak orang tua maru untuk membahas pengadaan pembangunan gedung UKM yang baru,” Ungkapnya.


Tahap Perencanaan, Design Telah Dibuat
Persiapan pembangunan gedung UKM yang baru saat ini telah masuk pada tahap perencanaan. Gedung UKM baru tersebut rencananya akan dibangun di sebelah utara gedung A. Design-nya pun telah dibuat. “Persiapan yang dilakukan, yaitu membuat suatu perencanaan, design dari gambar bangunan itu sendiri sudah jadi dan telah disosialisasikan oleh pengurus IOM kepada pihak BEM,” jelas Sugiyanto, Pembantu Dekan II FKIP UNS. Semuanya dilakukan untuk dapat mewadahi aktivitas mahasiswa agar dapat lebih berkembang dan menjadi lebih baik lagi. “Gedung UKM yang berada di sebelah utara gedung A sekarang kan bentuknya letter L. Itu akan kita perbaiki, kita satukan menjadi letter U,” tutur Sumarsono selaku sekretaris IOM. Lantai bawah akan dibuat sekretariat untuk masing-masing UKM. Paling tidak akan ada delapan ruang lagi. Kemudian untuk lantai dua yang menghadap ke timur akan dibangun ruang pertemuan semacam aula. Sehingga nantinya mahasiswa dapat menggunakan ruangan tersebut untuk melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat. Rencananya semua ruang sekretariat UKM di FKIP akan berada di sana berkumpul menjadi 1 atap. Namun, untuk pembagiannya, yaitu sebelah mana, bagian mana, untuk sekretariat UKM apa belum dapat dijelaskan. Pasalnya nanti akan dievaluasi lagi mana UKM yang butuh ruang besar dan yang butuh ruang kecil. “Ya nanti coba dikelola, yang penting kita adakan dulu dan nantinya tinggal mengatur. Hal ini untuk menghindari adanya rayahan ruang,” tambah Marzuki.


Keterbatasan Dana IOM
Mengenai pendanaan, pembangunan gedung tersebut berasal dari dana IOM. “Pendanaan dari IOM, tapi sepertinya dana IOM belum mampu untuk itu, paling tidak kira-kira butuh waktu dua tahun lagi,” tutur Sugiyanto. Untuk perealisasiannya menunggu adanya dana dari IOM, salah satunya iuran dari orang tua mahasiswa baru.
Seperti diketahui, program IOM tidak hanya pada pengadaan komputer saja, tetapi juga pemberian beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu dan untuk membiayai kegiatan-kegiatan di UKM. Pasalnya sebagian program IOM tidak bisa jalan karena berhenti pada biaya. ”Saat ini IOM punya pinjaman 150 juta kepada pihak ketiga. Harapan kami, mahasiswa dari angkatan 2003 sampai 2009 yang belum membayar IOM supaya segera melunasinya. Tidak usah menunggu sampai wisuda. Kalau pendanaan lancar, pembangunan juga akan lancer,” tutur Marzuki. Senada dengan itu, hal tersebut mendapat tanggapan dari Tata, mahasiswa prodi Ekonomi, “Kalau menurutku itu tergantung dari kesadaran mahasiswanya. Banyak sekali yang nggak memikirkan seperti itu. Mereka malah menunda-nunda pembayaran IOM sampai mau lulus baru bayar. Padahal kan kalau kita bayar lebih cepat, kita juga bisa merasakan dan menggunakan fasilitas baru tersebut. Ya semoga bagi yang sudah bisa membayar IOM segera melunasinya. Kasihan kan pembangunannya jadi tertunda.” Harapannya untuk ke depan semoga pendanaan menjadi lancar sehingga UKM-UKM yang belum mempunyai sekretariat dapat segera mempunyainya dan program-program IOM yang tujuannya untuk memfasilitasi mahasiswa dapat berjalan lancar.

Abied_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar