Senin, 14 September 2009

KAMPUSKU RAWAN

Akhir-akhir ini kasus kehilangan fasilitas di ruang kuliah dan berbagai properti yang terdapat di lingkungan FKIP, seperti, CPU, LCD, helm, dan assesoris motor milik mahasiswa marak terjadi. Lalu bagaimanakah sistem keamanan FKIP yang selama ini dilaksanakan? Mengapa hal tersebut sampai terjadi? Tanggung jawab siapa keamanan di FKIP?

Pengamanan Fasilitas Ruang Kuliah yang Terlena
Mencuatnya berita kehilangan yang akhir-akhir ini terjadi di lingkungan FKIP seperti beberapa unit komputer, LCD, dan CPU yang terdapat di ruang kuliah beberapa prodi sebagai salah satu fasilitas bagi mahasiswa semakin marak. Selain itu kejadian pencurian helm yang terjadi secara beruntun di tempat parkir memunculkan sejumlah pertanyaan dari banyak pihak tentang sejauh mana pelaksanaan sistem keamanan yang berjalan selama ini. Sugiyanto selaku PD II menanggapi hal tersebut dan untuk ke depan akan menjanjikan suatu bentuk keantisipasian yang lebih intensif, ”Kehilangan baik LCD, CPU, dan helm itu menjadi catatan bagi kami untuk keamanan selanjutnya,” tuturnya. Sejak dilengkapinya fasilitas kuliah dengan LCD yang terpasang disetiap ruang perkuliahan digunakan sebagai penunjang kegiatan KBM mahasiswa. Pihak FKIP telah menetapkan keamanan seperti apa yang akan diberlakukan untuk penjagaan dan pemeliharaan fasilitas tersebut. Selain pengawasan dari pihak keamanan sendiri (satpam-red) juga dari pihak prodi menerapkan penguncian ruangan setelah perkuliahan selesai. Sri Wahyuni selaku sekretaris prodi Sejarah menjelaskan bahwa untuk menjaga keberadaan fasilitas yang terdapat disetiap ruang kuliah dengan mengunci ruangan jika tidak digunakan, ”Menyangkut kebijakan fakultas tentang fasilitas ruang kuliah, kami dari prodi turut bertanggung akan keberadaan fasilitas tersebut dengan mengunci ruangan sehabis kuliah berlangsung, ”jelasnya. Namun, yang menjadi permasalahan disini mengapa masih terjadi kehilangan sedangkan hal tersebut telah dilaksanakan? Menanggapi hal tersebut, Suwardi, selaku koordinator keamanan FKIP menegaskan bahwa pihak keamanan FKIP yang terdiri dari 40 personil telah melakukan kewajiban pengamanan secara semestinya dengan penempatan pos yang tepat untuk pengawasan, ”Kami pihak keamanan yang terdiri dari 40 personil yang kami tetapkan dalam pos-pos yang terbagi untuk setiap gedung guna memudahkan pengawasan,” tegasnya. Untuk mengetahui siapa pelaku dari kasus ini masih menjadi tanda tanya mengingat kejadian tersebut terjadi pada waktu pengawasan berlangsung. Jika hal itu terjadi, pastinya itu dilakukan oleh pihak yang paham akan seluk beluk lokasi. Pihak keamanan sendiri yang merasa telah bekerja optimal ternyata masih lengah. Mengatasi kehilangan yang terjadi tersebut pihak FKIP tidak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukan termasuk melaporkan kepada pihak berwajib untuk diproses walaupun hasilnya belum tampak secara pasti, ”Kami telah melaporkan kejadian kehilangan ini kepada polisi untuk ditindaklanjuti karena kami sendiri belum tentu bisa,” jelas Sugiyanto. Keamanan menjadi tanggung jawab kita bersama dan menjadi refleksi diri yang artinya mulailah menjaga apa yang menjadi milik kita, tambah PD II.

Rawan Kehilangan Helm di Tempat Parkir
Menyangkut sering terjadinya kehilangan helm di tempat parkir yang mengincar jenis helm yang bernilai tinggi dapat dimaklumi, mengingat kinerja parkiran yang masih kurang memadai seperti apa yang diungkapkan Gunawan sebagai salah satu petugas parkir menyadari bahwa kondisi parkir yang dijalankan di FKIP saat ini belum efektif, mulai dari pencatatan nomor kendaraan hingga hingga kontrol terhadap setiap unit sepeda yang berada di tempat parkir, keterbatasan personel dan area parkir yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan menjadi masalah utama, ”Dengan jumlah petugas kami yang terbatas untuk mengawasi sekian banyak kendaraan secara rinci rasanya tidak mungkin,” jelasnya. Beliau juga mengharapkan adanya penyediaan loker penitipan helm dari fakultas untuk memudahkan pelaksanaan keamanan untuk meminimalisir terjadinya kehilangan karena keberadaan helm yang hanya digantungkan pada motor tiap mahasiswa sangat menyulitkan pihak petugas parkir untuk mengawasi sehingga rentan terjadi kehilangan. Penggantian kartu parkir dari sistem pencatatan pada selembar kertas menjadi sebuah kartu parkir yang permanen seperti mika, papan kayu, dll menjadi yang diharapkan demi perbaikan, ”Saya rasa kartu parkir seperti mika atau yang lainnya yang tidak sekali pakai dengan sanksi denda bagi yang menghilangkan serta penunjukan identitas kendaraan akan lebih efektif dan menjamin keamanan,“ tutur Gunawan. Untuk area parkir juga dinilai sangat kurang dan perlu adanya peningkatan baik dari segi penataan hingga keamanan mengingat tempat parkir yang terbatas sehingga banyak terlihat kendaraan yang parkir secara tidak teratur dan lepas dari pengawasan. Mahasiswa prodi sejarah, Arizona, yang juga menjadi korban kehilangan helm sampai kedua kalinya menilai keamanan di tempat parkir masih sangat kurang dan perlu untuk ditingkatkan. Dari petugas parkir pun tidak berani memberi gambaran tentang pelaku pencurian helm yang mana mereka menduga pelaku selalu berganti orang yang memanfaatkan kesempatan yang ada. Ketika seorang pelaku tertangkap dan sedang menjalani proses di kepolisian, ternyata aksi pencurian masih terjadi. Oleh karena itu, dari pihak petugas parkir menyarankan adanya kewaspadaan dari mahasiswa di samping pengamanan yang sudah ada dari fakultas.

Perlunya Penambahan Personil Keamanan untuk Kinerja Optimal
Sistem keamanan yang sudah berlangsung selama ini dirasa masih kurang sehingga perlu adanya suatu kerjasama dari berbagai pihak baik itu dari pihak fakultas maupun mahasiswa dan seluruh lingkup FKIP dengan tujuan untuk menciptakan sebuah kondisi FKIP yang aman dan kondusif. Selain itu pihak keamanan juga tengah berupaya meningkatkan kinerjanya, ”Untuk langkah ke depan kami akan menjalankan tugas semaksimal dan seefektif mungkin dengan selalu mengontrol dan mengecek keamanan di setiap saat. Kami juga mengharapkan kerjasama semua pihak dalam masalah ini.” jelas Suwardi. Untuk saat ini jumlah personil keamanan memang terbatas baik itu dari pihak satpam maupun petugas parkir. Usulan serupa juga disampaikan oleh Gunawan selaku ketua keamanan parkir FKIP UNS, mengingat jumlah personil keamanan parkir yang terbatas sehingga dalam pengawasan keamanan petugas parkir meminta satpam untuk ikut serta mengawasi. Namun, melihat tugas satpam sendiri yang dirasa sudah berat yaitu mengontrol kondisi tiap-tiap gedung di FKIP sehingga penambahan petugas menjadi alternatif yang tepat, ”Sebenarnya kami dengan sejumlah petugas lainnya yang terbatas mengharapkan satpam ikut membantu kami dalam pengawasan, tetapi itu tidak mungkin melihat fungsi mereka sendiri,” tambah Gunawan.
Setelah hal ini dikonfirmasikan kepada pihak fakultas ternyata pihak fakultas telah tanggap akan hal tersebut dan telah berupaya untuk mengajukan PBL (Petugas Bulanan Lepas) untuk memenuhi kekurangan yang ada, ”Saat ini kami telah mengajukan PBL, tetapi sampai saat ini belum disetujui,” jelas Sugiyanto.



Ratna_Djoko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar