Senin, 14 September 2009

SAATNYA MEMILIH

Percaturan calon orang nomer satu di Indonesia segera dimulai. Kontrak politik, sembako murah, dan stabilitas politik menjadi iming-iming yang menggiurkan. Lain lubuk lain belalang, lain kolam lain ikannya, ungkapan yang tepat mengambarkan banyaknya ide-ide yang muncul dari para calon pemimpin negara tercinta Indonesia. Tempat deklarasi yang dipilih oleh para capres dan cawapres pun sangat beragam. Mulai dari gedung yang mewah, tugu proklamasi hingga tempat pembuangan akhir sampah. Pencitraan yang muncul dari masyarakatpun sangat beragam. Kesan mewah yang dimunculkan dari pasangan SBY dan Budiyono, semangat nasionalisme yang diusung pasangan JK Wiranto, gambaran kesederhanaan dan dekat dengan wong cilik yang dipilih oleh pasangan Mega Pro.
Latar belakang yang berbeda dari masing-masing pasanganpun memunculkan gaya kepemimpinan yang berbeda pula. SBY dengan latar belakang militer berpasangan dengan Budiyono yang berbasis ekonomi, Megawati dengan nasionalitasnya bersama Prabowo yang berbasis militer, serta JK dengan latar belakang ekonomi bergandengan dengan Wiranto yng juga berbasis miiter.
Sebagai mahasiswa yang notabene kaum terpelajar, kritis dan penuh idealis maka kita harus benar-benarselektif dalam menentukan pilihan siapa yang tepat menjadi orang nomer satu di Indonesia. Tanggal 8 Juli 2009 saatnya kita menggunakan hak kita untuk memilih pemimpin yang benar-benar mampu membawa negara Indonesia kearah kemajuan dan perbaikan. Satu suara kita akan menentukan nasib negara Indonesia selama 5 tahun kedepan. Gunakan hak pilih kita dan tinggalkan golput.

Dindha Ramah Mulia (F MIPA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar