Rabu, 09 Desember 2009

KPU ABAIKAN JUKLAK JUKNIS


Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga yang menjembatani suara mahasiswa tak terlalu sempurna dalam mengemban tugas. Pelaksanaan pemilu FKIP berlangsung tanpa mengindahkan peraturan yang mereka buat sendiri.

Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis (juklak juknis) yang merupakan petunjuk-petunjuk yang berisi prosedur dalam pemilu mahasiswa diabaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pasalnya dalam proses pemungutan suara yang mengharuskan mahasiswa menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan Kartu Mahasiswa (Karmas) atau identitas mahasiswa lainnya yang masih berlaku tidak diindahkan oleh KPU. Mahasiswa hanya perlu menyebutkan nama, Nomor Induk Mahasiswa (NIM), asal Program Studi (Prodi) yang ada pada daftar mahasiswa kemudian membubuhkan tanda tangan tanpa harus menunjukkan kartu identitas mahasiswa. “Ketika nyontreng aku tidak diminta menunjukkan karmas, tapi hanya menyebutkan nama, NIM, asal prodi kemudian tanda tangan,” ungkap salah satu mahasiswa jurusan P.MIPA yang tidak mau menyebutkan namanya. Padahal aturan menggunakan kartu identitas tertera pada petunjuk teknis Bab IV mengenai tata cara pemungutan suara yang mana mahasiswa dapat menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan Karmas atau identitas mahasiswa FKIP UNS lainnya yang masih berlaku.
Setelah dikonfirmasikan dengan KPU, sekretaris KPU, Septi Kuntari mengungkapkan bahwa tujuan dari penggunaan Kartu Rencana Studi (KRS) atau karmas saat mencontreng adalah untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurangan dari mahasiswa. Namun, pada kenyataannya ada beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tidak menaati juklak dan juknis. “Penggunaan KRS atau karmas bertujuan untuk menghindari kecurangan,” tutur Septi. Menghemat waktu menjadi alasan beberapa TPS tidak menggunakan KRS dan Karmas sebagai tanda bahwa mahasiswa tersebut telah menggunakan suara mereka.
Penyimpangan pelaksanaan dan teknis dikhawatirkan akan menimbulkan terjadinya penggelembungan suara. “Yang ditakutkan akan terjadi kecurangan, tapi hal itu bertujuan agar lebih efisien waktu,” papar Septi. Meskipun terlihat sepele, namun akibat yang timbul bisa fatal, mahasiswa bisa saja menggunakan hak pilih mahasiswa lainnya untuk mencontreng lagi. ...............................ungkap mahasiswa. Cacatnya pelaksanaan pemilu di FKIP tak hanya seputar penggunaan KRS atau Karmas sebagai tanda bukti. Lebih dari itu secara teknis pelaksanaan Pemilu tak begitu rapi. Terbukti dalam pelaksanaan pencontrengan masih banyak ditemui kejadian satu bilik digunakan untuk mencontreng empat orang secara bersamaan.
Pemilu yang lugas, jujur, bersih, dan adil masih terlalu jauh untuk diraih. Komisi Pemilihan Umum ke depan harus lebih taat dengan aturan yang mereka buat sendiri. Mahasiswa berharap agar KPU lebih memperhatikan dan mengindahkan juklak juknis agar perolehan suara dapat diyakini mahasiswa. “Sosialisasi dari KPU juga kurang. Jadi, banyak yang tidak nyontreng, tahun depan harus lebih taat aturan,” pungkas Kurnia Mahasiswa P. IPS.

56.73% Reponden Tidak Setuju PPL Ditiadakan Jika proposal PPG disetujui


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tak lepas dari Program Pengalaman Lapangan (PPL), yang mana mahasiswa dituntut untuk terjun langsung ke lapangan (sekolah) untuk praktik mengajar. PPL biasanya dilaksanakan saat mahasiswa telah mencapai semester tujuh (VII), yang pada semester sebelumnya diadakan microteaching, praktik mengajar dihadapan teman-teman sekelas.
Namun, kali ini FKIP UNS akan mengadakan Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG sendiri tidak hanya berlaku bagi mahasiswa FKIP saja, namun juga mahasiswa non FKIP. Lama waktu menempuh PPG pun berbeda. Untuk lulusan PGSD hanya 1 semester (6 bulan) dan untuk lulusan FKIP non PGSD maupun non FKIP selama 2 semester (1 tahun). Saat ini PPG sedang dalam taraf pengajuan proposal ke Dikti. Apabila proposal itu disetujui maka PPG akan benar-benar dilaksanakan dan PPL ditiadakan.
Dihadapkan pada wacana diatas, TIM MOTIVASI berusaha untuk menggali data dan menanyakan pendapat kepada mahasiswa FKIP UNS mengenai wacana tersebut. Penggalian data dilakukan dengan penyebaran polling yang dilaksanakan pada Rabu (25/11) menggunakan teknik random sampling (secara acak) dengan responden sebanyak 171 mahasiswa. Dari hasil polling yang dilakukan oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM MOTIVASI FKIP UNS sebanyak 56,73% responden menyatakan tidak setuju dengan peniadaan PPL apabila proposal PPG benar-benar disetujui. Alasan yang mereka ungkapkan beragam. Riya, mahasiswa Sos-Ant, mengungkapkan, “Di FKIP saja sudah jelas-jelas memberi pendidikan keguruan.” Berbeda dengan Tri Ambarwati, mahasiswa pendidikan bahasa Inggris. Ia mengungkapkan bahwa, “Kalau PPL ditiadakan dari fakultas lain bisa menjadi guru, dan itu sangat merugikan bagi kita.” Sama halnya yang diungkapkan Hafidz, “Karena jika PPG diberlakukan kita akan banyak saingan menjadi guru dan kesempatannya menjadi lebih sempit.”
Sedangkan 22.81% responden menyatakan setuju saja apabila PPL ditiadakan seiring dengan persetujuan proposal PPG. “Karena pengalaman praktik lebih lama sehingga kita lebih menguasai dan lebih banyak wawasan,” ungkap Bambang, mahasiswa Ekonomi. Selain itu, juga ada yang mengungkapkan bahwa PPG dirasa lebih menjanjikan daripada PPL karena sudah tersertifikasi pula.
20.46% responden yang lainnya menyatakan ragu-ragu mengenai peniadaan PPL bila nantinya proposal PPG disetujui. “Masih simpang siur, positif negatif PPG. Jika pada akhirnya PPG justru merugikan lulusan FKIP, untuk apa FKIP ada?” ungkap salah satu mahasiswa. Selain itu, ada juga yang mengungkapkan, “Bila PPL ditiadakan apa bedanya antara FKIP dengan fakultas lainnya?”

Hasan: “…Mungkin ke depannya bisa diadakan diskusi antarpartai. Jadi, tidak hanya diskusi Capres,…”


Hasan: “…Mungkin ke depannya bisa diadakan diskusi antarpartai. Jadi, tidak hanya diskusi Capres,…”

Kutipan tersebut merupakan kutipan wawancara dengan Hasan Zainuri selaku presiden Partai Orbit Bercahaya (POB) terkait dengan partai.

Apa fungsi dibentuknya dari sebuah partai?
Pada awalnya dibentuknya sebuah partai memang untuk pemilihan presiden BEM FKIP. Itu memang ada sebuah wadah di mana calon-calon presiden dan calon-calon legislatif harus dalam sebuah partai. Di mana partai fungsi dari sebuah partai memang segi untuk memilih. Jadi, mahasiswa nanti bisa memilih partai itu dan orang-orang yang ada di sana/ calon-calon legislatif di sana bisa terwadahi di dalam partai itu sendiri. Jadi, memang partai di sana fungsinya memang sangat penting jika ingin mencalonkan diri jadi calon legislatif maupun calon presiden BEM.

Bagaimana recruitment anggota? Apakah memakai seleksi?
Recruitment anggota partai untuk partai itu sendiri memang di sana tidak seformal seperti organisasi-organisasi yang menggunakan open recruitment. Tidak ada magang juga atau seleksi secara detail. Jadi, sekadar keinginan bagi mahasiswa yang intinya pengen terlibat dalam sebuah aktivitas politik di kampus FKIP. Kemudian pengen terlibat, seperti apa anggota legislatif itu. Kemudian bagaimana kinerja-kinerja di partai itu sendiri maka recruitment anggota partai itu sendiri simple. Jadi, cuma dalam bentuk pamflet akan diadakan sebuah recruitment partai ini, misalnya, POB dengan visi misinya. Siapa yang mau mau silakan mendaftar langsung. Istilahnya menyerahkan karmas sendiri dan berminat untuk masuk partai itu dengan plus minusnya. Jadi, mereka masuk dengan sendirinya. Tidak perlu ada seleksi yang begitu detail layaknya UKM atau organisasi-organisasi. Jadi, intinya memang ketika anggota partai itu sudah memenuhi syarat, misalnya, partai POB. Jadi, orang-orang yang di sana itu dekat dengan orang yang dulunya ada di POB, misalnya, dengan ngajak-ngajak temannya seprodi, kakak tingkatnya ,adik tingkatnya atau teman seorganisasinya. Jadi, ketika open recruitment di sana memang orang-orang yang terdekat dahulu baru kemudian ke orang-orang yang pengen masuk saat itu juga/ saat mahasiswa baru kemudian baru direkrut.

Pendidikan politik apa yang diberikan partai kepada mahasiswa?
Untuk pendidikan politik saya rasa memang ketika pertemuan-pertemuan partai atau koordinasi di partai itu ada pewacanaan terkait bagaimana cara pelaksanaan pemilu presiden, apa tho calon legislatif itu, Intinya dapat pengetahuan terkait apa itu politik, apa itu legislatif, apa itu golput, apa itu apatisme. Jadi, intinya segala sesuatu tentang pemilu itu diberikan kepada anggota partai itu sendiri. Jadi, supaya mereka punya pewacanaan kalau pemilu itu nanti seperti ini, harus memilih dan hak pilih itu harus ada sehingga mereka dapat mengajak teman-temannya yang lain supaya punya pemahaman tentang politik juga.

Bagaimana sosialisasi partai terhadap mahasiswa? Soalnya saat pemilu banyak mahasiswa yang tidak tahu partai, bahkan calon presidennya.
Kalau dari POB memang ada leaflet. Namun, leaflet itu juga tidak begitu detail. Jadi, intinya di sana cuma memberitahukan bahwa akan ada partai dengan calon-calonnya kemudian akan mengusung FKIP ke depan seperti ini. Jadi, intinya partai itu adalah sebuah wadah dan di sana fungsinya memang wadah bagi orang-orang yang menjadi calon legislatif dan calon presiden. Jadi, kalau ada tiga partai maka juga ada banyak calon. Itu memang sosialisasi dari tiap-tiap partai juga berbeda dan memiliki karakteristik sendiri, misalnya, bisa melalui sms atau pamflet. Yang intinya orang-orang yang terdekat dari partai itulah yang mengetahui seluk beluk tentang partai itu. Mahasiswa umum yang tidak ikut dalam partai itu mengetahuinya ya hanya sekadar lewat partai itu. Saat pemilu mereka tidak tahu atau mungkin mereka tahu hanya pada saat itu juga. Kekurangan dari sosialisasi yaitu hanya melalui pamflet tadi. Mungkin ke depannya bisa diadakan diskusi antarpartai. Jadi, tidak hanya diskusi capres, tetapi juga diskusi partai sehingga mahasiswa umum bisa mengetahui ternyata partainya ada ini-ini dan tidak hanya capresnya yang diketahui.
Jtm_

Selasa, 08 Desember 2009

POLITIK ASAL-ASALAN


Partai ibarat lokomotif.. Begitulah kira-kira istilah untuk partai mahasiswa yang membawa aspirasi dan amanah dari mahasiswa. Sebuah tugas mulia dari mahasiswa untuk para polikus kampus. Tugas khusus, tidak sembarang mahasiswa mendapatkannya. Namun, fenomena yang terjadi adalah lokomotif kosong itu keluar dari rel yang telah ditentukan arah dan tujuannya yaitu memberikan pendidikan politik kepada mahasiswa. Partai mahasiswa, Dewan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa adalah lembaga yang memiliki dan diamanahi untuk memberikan pendidikan politik kepada mahasiswa. Pendidikan politik seperti apakah yang dbutuhkan oleh mahasiswa? Apa hanya dengan adanya lembaga-lembaga tersebut, ataukah dengan diadakannya pemilu mahasiswa. Tentu tidak hanya itu, tetapi kualitas dan proses pendewasan mahasiswa untuk berpolitik.
Kenyataan yang ada adalah jauhnya kualitas pemilu. Contohnya, pelaksanaan Pemilu mahasiswa kemarin banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yaitu pelanggaran terhadap Juklak dan Juknis Pemilu. Padahal aturan itu dibuat sendiri tapi dilanggar sendiri. Ini tidak meneladani mahasiswa, yang mengetahui dan membuat aturan saja melanggar apalagi yang tidak membuat. Penyimpangan itu antara lain diperbolehkannya menyontreng tanpa menunjukkan Kartu Mahasiswa, padahal aturannya harus menunjukkan Karmas. Selain itu juga adanya pelanggaran atas asas Pemilu Luber dan Jurdil. Dalam satu bilik suara digunakan beramai-ramai aturannya satu pemilih satu bilik, sehingga kerahasiaan pemilih terjamin. Adanya penyimpangan-penyimpangan ini tidak disadari bahwa ini adalah pembodohan politik bagi mahasiswa. Mahasiswa seolah-olah hanya disuruh nyontreng, sesuai aturan atau tidak yang penting nyontreng, hanya agar memenuhi target terlaksananya demokrasi kampus namun mengabaikan outcome-nya. Panwaslu tidak begitu peka dengan penyimpangan ini, nyatanya ini luput dari pengawasan, belum ada tindakan nyata dari Panwaslu. Penyimpangan-penyimpangan ini tidak boleh berlarut-larut, dari beberapa pelaksanaan Pemilu, permasalahan yang timbul sama saja, tidak adanya peningkatan kualitas pemilu. Kalau hanya politik seperti ini mahasiswa tidak butuh, pemborosan dana mahasiswa. Pendidikan politik yang demikian itu tidak dibutuhkan mahasiswa. Akan tetapi pendidikan politik yang berkualitas dan mendewasakan cara berpikir mahasiswa dalam berpolitiklah yang dibutuhkan mahasiswa. Untuk itu diperlukan keseriusan dari pemegang amanah untuk mengkonsep pendidikan politik mahasiswa yang berkualitas, tidak hanya politik asal-asalan, asal nyalon, asal terlaksana, selesai.

KIAMAT 2012 : WACANA YANG MENGHEBOHKAN DUNIA

Akhir-akhir ini, pemberitaan mengenai kiamat yang akan terjadi di Tahun 2012 semakin santer saja terdengar. Berbagai media massa baik cetak maupun elektronik di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia berulang kali mengekspos tentang berita tersebut. Hingga mendasari film 2012 yang kini menjadi tontonan publik. Serta merta masyarakat dunia saat ini telah disibukkan oleh isu crusial tersebut hingga mendasari anggapan berakhirnya peradaban bumi akan terjadi di akhir tahun 2012 nanti. Beragam pendapat terus muncul di permukaan. Mulai dari ramalan mama lauren hingga pernyataan dari para biksu di Tibet yang turut mengiyakan hal tersebut. Hingga beredar pula buku tentang Kiamat 2012 (Apocalypse 2012) oleh Lawrence E.Joseph), penulis berdarah Lebanon yang menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation di New Mexico. Dalam bukunya dipaparkan mengenai kemungkinan terjadinya bencana alam di tahun tersebut secara ilmiah.
Bagi mereka yang percaya, kalender suku Maya yang ditemukan di reruntuhan di Mexico menjadi salah satu alasan yang mendukung isu tersebut. Masyarakat Maya Kuno, yang dikenal maju ilmu matematika dan astronominya, mengikuti “perhitungan panjang” kalender yang mencapai 5,126 tahun. Ketika peta astronomi mereka dipindahkan ke kalender Gregorian, yang digunakan secara standar sekarang, waktu perhitungan bangsa Maya berhenti pada 21 Desember 2012. Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan dimurnikan, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.
Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya (Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M), mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012,tepatnya tanggal 21 Desember 2012,merupakan "End of Times". maksud dari "End of Times" itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog. Ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah : Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar), Peralihan dari Zaman Pisces ke Aquarius, Peralihan dari Abad Silver ke Abad keemasan, End of Times = End of the World as we know it, Akan ada sebuah galactic Wave yang besar, yang memberhentikan semua kegiatan di muka bumi ini, termasuk kemusnahan manusia, Perubahan dari dimensi 3 ke dimensi 4, bahkan Kehidupan manusia meningkat dari level dimensi 3 ke 4, DNA manusia meningkat dari strain 2 ke 12, sehingga manusia dapat menggunakan telepati bahkan telekinesis.
Ada yang menyatakan waktu sudah tidak akan berlaku, jadi waktu tidak linear, tetapi bisa berubah-ubah, sesuai dengan waktu yang kita alami, karena ditemukannya mesin waktu dan stargate, Manusia sudah dapat melakukan transportasi ke galaxi lain, melalui stargate , Bangkitnya messiah, yang akan menyelamatkan manusia dari kehancuran, Kebangkitan Isa AS, First Contact pertama kali peradaban manusia dengan Alien/UFO, Manusia bergabung dengan komunitas antar galaxi pertama kali, manusia = galaxy being hingga beragam versi lainnya. Namun dari kesemuanya ada pula yang mengatakan tidak terjadi apa-apa.
Terlepas dari hal itu, banyak pula para ahli yang menkonsepsikan dengan berbagai alibi. Dari sisi sains, ada yang mengatakan bahwa tanggal 21 Desember 2012 akan terjadi Badai Matahari. Namun dari aspek sisi poitik, ada pendapat lagi yang mengatakan bahwa penyebab lain terjadinya kiamat 2012 dimaknai sebagai rencana zionis Israel untuk menciptakan tatanan dunia baru atau The New World Order. Dunia baru yang dicanangkan oleh kelompok zionis Israel nantinya dengan mengurangi jumlah penduduk bumi hingga 90% dan menyisakan penduduk yang adalah golongannya sendiri.
Pengurangan jumlah ini didasari fakta bahwa dunia kita mempunyai terlalu banyak penduduk, sehingga sumber daya alam tidak mampu lagi menopang kebutuhan seluruh penduduk bumi yang berjumlah 6 milyar. Oleh karenanya di perlukan pengurangan penduduk dengan jumlah sangat besar, sehingga The New World nantinya benar-benar perwujudan dunia baru yang hanya di huni oleh mahluk-mahluk pilihan.
Dari sudut pandang ekologi, ada yang mengatakan bahwa semua hal yang terkait dengan kiamat tersebut berhubungan dengan Human Cause, Gamma Ray Burst/GRB, Oceanic Overturn, Hidrogen, Sulfida Emissions, Peristiwa Anoxic, Clathrate Gun, Pemanasan Global, Global Cooling, Impact Events, Sea-level falls. Aspek yang disebutkan tersebut lebih mengarah pada peristiwa alam dan ulah tangan manusia sebagai pengelolanya.
Di pihak lain, sesepuh bangsa Maya modern di Guatemala dan Meksiko juga menyatakan prediksi kiamat itu ngawur. Dinilai, kiamat 2012 sengaja diciptakan untuk tujuan komersial bangsa barat dengan mengeksploitasi kebudayaan Maya.
Saya tidak tahu yang mana pendapat yang benar, dan juga tidak tahu apakah benar di tahun 2012 nanti akan terjadi kiamat. Namun tak ada salahnya semua yang coba dijelaskan menjadi satu bagian yang mengarahkan kita bahwa kiamat pastilah terjadi Sebagai muslim, tak ayal lagi sejatinya kiamat yang banyak didengungkan saat ini serta merta hanya Allah saja yang tahu. Bahkan Malaikat sebagai makhluk paling taat sekalipun tak tahu tentang datangnya hari kiamat. Dia telah mewahyukan semuanya dalam Q.S Al Ahzab :63. Lantas, tidak ada salahnya sebagai seorang yang beragama, kita dapat bertanya tentang semua ini? Percaya tidaknya kita kembalikan pada diri sendiri. Tidak ada salahnya ini mungkin menjadi sebuah peringatan bagi kita manusia untuk terus waspada dan terus merefleksi dan berbenah diri.

Begog dan Sepatu Mengkilatnya

Siang itu Begog sedang duduk-duduk di shelter sambil senyum-senyum sendiri. Walaupun hanya sendiri Begog tetap happy. Sepertinya hari itu hati Begog sedang sumringah. Sesumringah bunga akasia yang memang sedang bermekaran di FKIP kala itu. Saking Sumringahnya Begog tidak sadar kalau pujaan hatinya Njenik sedang menghampirinya.
“Kamu kenapa Gog, gila ya? Tak liatin dari tadi senyam-senyum terus…,” sapa Njenik.
“Eh... Eh… Nje..nik..How are you Njenik?” jawab Begog sambil nyengir.
“Wah... kamu beneran gila ya Gog. Astagfirullah Begog kasihan orang tuamu, punya anak kog gila,” Njenik terlihat cemas.
“Enak aja..aku ga gila ya… Aku lagi ngebayangin ntar kalo PPL pasti keren. Pake hitam putih, sepatu mengkilat. Cling!!! Rambut klimis... Oh...Guantengnya aku…,” kata Begog sambil menerawang, tapi bukan menerawang tahun 2012 lho.
“Dasar Begog kasihan banget kamu Gog. Kamu ga tahu ya kalau PPL itu udah ga ada…Ga... Ada...,” ujar Njenik.
“Apa??? Siapa yang ngomong Njenik… Mati aku!!! padahal aku sudah nyiapin kemeja putih, celana kain, sepatu mengkilat Cling!!! Cling!!!” Begog jadi terlihat sedih.
“ Cep cep cep…. Kasihan… Gosipnya kan udah beredar Gog... Katanya PPL ntar dipindah ke Progam PPG gitu,” tegas Njenik.
Muka Begog jadi murung mendengar kabar itu. Suara Njenik seakan tidak terdengar lagi. Dunia Begog seakan tenggelam ditelan kabut yang turun dari langit. Hilang sudah impiannya untuk ngeceng di depan anak-anak SMA. Tapi tiba-tiba ada secercah cahaya yang membuat dunia Begog jadi ceria lagi.
“Kata siapa Njenik kalau PPL udah ga ada?? Wong masih ada kok…,” tutur Kang Sipon yang tiba-tiba njedul kayak hantu.
“Oh Kang Sipon kamu seperti es teh dikala ku haus. Beritamu sungguh menyenangkanku,” Begog terlihat berseri kembali mendengar ucapan Kang Sipon.
“Iya Gog, kamu tenang aja. Kamu masih bisa kok memamerkan sepatu mengkilatmu di depan anak-anak SMA nanti heee....”
”Horeee...,” Begog bersorak kegirangan mendengar hal itu.
”Gog, stop!!! Kamu lama-lama persis seperti orang gila,” bentak Njenik dengan nada marah.
”Njenik betul Gog. Tidak perlu seheboh itu kali. Emang yang kamu suka apa sich dari PPL itu? Jangan-jangan hanya ingin memamerkan sepatu doank Gog. Yang terpenting dari PPL itu kamu bisa berlatih mengajar secara langsung di sekolah. Gimana menghadapi anak-anak di depan kelas, menerapkan ilmu kita Gog... Bukan hanya pakai sepatu mengkilat, celana kain, dan baju putih yang serba cling cling cling!!!. Tujuan dari PPL itu yang lebih utama,” Kang Sipon menjelaskan panjang lebar.
”Iya Gog, Kang Sipon betul. Kalau hanya ingin memamerkan sepatu mengkilatmu tidak perlu menunggu PPL. Kalau mau, sekarang pun kamu bisa memamerkannya,” tegas Njenik.
Begog menjadi terdiam seribu bahasa. Pikirannya melayang-layang dan terbang tinggi jauh di awan swing...swing... Sambil melayang-layang Begog tetap memikirkan ucapan Kang Sipon dan Njenik tentang tujuan PPL.
”Begoggggg...,” Kang Sipon dan Njenik serempak memanggil Begog.
”E... Ee... Iya,” Begog menjawab dengan nada kaget.
”Kamu mikirin apa Begog, kok kayak orang yang sedang berpikir karena banyak hutang,” ujar Njenik.
”Tenang saja, kamu masih bisa PPL kog, sebelum PPG jelas kita masih bisa berharap akan adanya PPL Gog” tambah Njenik.
”Iya Begog, tenang saja. Kalau kamu pikirin terus tentang keinginanmu memakai sepatu mengkilat saat PPL nanti kamu jadi stress lho haaa... Kalau sudah ga kuat, mendingan sepatunya dipakai sekarang saja Gog daripada kamu jadi seperti orang gila,” Kang Sipon menambahi nasihat yang diberikan Njenik kepada Begog.
”Iya... iya Kang. Aku sekarang sedang memikirkan tujuan dan pemakaian sepatu mengkilatku. Setelah aku pikir-pikir dengan melayang-layang kelangit ketujuh sepertinya yang lebih utama adalah tujuan PPL, bukan sepatu mengkilatku,” jawab Begog.
”Bukan lagi sepertinya Gog. Tapi memang yang lebih utama adalah tujuannya. Bukan sepatu mengkilatmu itu,” timpal Kang Sipon.
Akhirnya wajah Begog pun menjadi sumringah kembali seperti cerahnya sinar mentari siang itu setelah mendengar adanya berita bahwa PPL masih ada. Dengan senyum-senyum sendiri Begog pun meninggalkan Kang Sipon dan Njenik tanpa pamit seperti orang lupa daratan.
Ki2s_Jtm

Senin, 07 Desember 2009

STADIUM GENERAL P. MIPA

Senin (16/11) Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (P.MIPA) mengadakan acara Stadium General (SG) dengan tema “New Trends in Chemistry And Math Science Assesment”. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Pembantu Dekan III (PD III). Stadium General dimulai pukul 08.00 WIB di aula gedung F FKIP UNS yang diikuti oleh seluruh mahasiswa P. MIPA FKIP UNS angkatan tahun 2009.
Acara dibuka dengan sambutan dari Dr . Sarwanto S. Pd, M. Si. selaku ketua panitia dan diikuti dengan sambutan dari Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan FKIP UNS. Selanjutnya diisi oleh 2 orang pembicara, yaitu Prof. Karl Heinz Van Pee, Ph. D dari Jerman dan Dr. Ana Ratna Wulan dari UPI dan dipandu oleh seorang moderator, yaitu Dr. Rer.Nat Sri Mulyani, M. Si.
SG diikuti oleh seluruh mahasiswa P. MIPA FKIP UNS angkatan tahun 2009 baik dari Prodi Biologi, Fisika, Kimia maupun Matematika, Dosen-dosen dari P. MIPA, dan perwakilan dari masing-masing Ketua Prodi dan Sekretaris prodi dari masing-masing Prodi yang ada di P. MIPA FKIP UNS.
Acara dibuat seperti kuliah perdana bagi mahasiswa P. MIPA angkatan tahun 2009. Kegiatan ini juga bisa digunakan untuk memotivasi mahasiswa P. MIPA untuk lebih meningkatkan potensi yang dimiliki supaya bisa ikut bersaing dengan mahasiswa luar negeri dan memotivasi mahasiswa untuk lebih meningkatkan prestasinya supaya dapat bersekolah di luar negeri. Acara ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas dari para mahasiswa P. MIPA FKIP UNS.
Desi_

REAKTAN KOVALEN

Sabtu (21/11), HMP Kimia Kovalen mengadakan acara “REAKTAN” yang berlangsung sampai hari Minggu (22/11). Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mengakrabkan mahasiswa Kimia 2009 dengan prodi, khususnya dengan kakak tingkat. Acara hari pertama, Sabtu (21/11), dimulai dari pukul 06.00 untuk upacara pembukaan yang bertempat di depan Perpustakan FKIP UNS. Kemudian dilanjutkan dengan materi dari trainer dan acara debat antarmahasiswa 2009 yang terbagi dalam dua kelompok dengan tema ”Pendidikan Profesional Guru“. Selanjutnya kegiatan diisi dengan pensi dari mahasiswa 2009 dan berakhir pada pukul 17.00 WIB. Pada hari kedua, Minggu (22/11) diisi dengan outbound yang bertempat di Sekipan, Tawangmangu. Acara ini diikuti seluruh mahasiswa Kimia 2009 dari SBI maupun Reguler kemudian Sebagian mahasiswa Kimia 2008 dan Steering Comitee (SC) dari mahasiswa Kimia 2007.
Nurina_

BEDAH BUKU SKI

) Rabu (18/11), Sentral Kegiatan Islam (SKI) FKIP UNS mengadakan acara bedah buku yang berjudul “Agar Kuliah Tak Sekedar Status”. Sebuah buku yang diterbitkan sebagai wacana bagi mahasiswa agar tidak hanya study oriented semata. Acara yang berlangsung mulai pukul 13.00 – sekitar Asar yang menghadirkan dua orang pembicara yang berkompeten di bidangnya, yakni Ust. Hatta Syamsuddin Lc ( Penulis buku “Agar Kuliah Tak Sekedar Status”), Anto Suryo Pribadi S.Pd ( Mawapres FKIP UNS 2008). Anto sendiri sebagai pembicara menyampaikan pengetahuan dan pegalaman organisasi dan prestasi. Peserta terlihat memenuhi Aula Gd.A FKIP UNS dengan kuota sekitar 85 orang.
Menurut sekretaris acara bedah buku, Iskayati, kegiatan bedah buku ini diharapkan mampu mengubah persepsi mahasiswa mengenai mahasiswa sejati, yang tidak hanya dapat gelar dan study oriented saja melainkan menjadi lulusan yang luar biasa. “Kegiatan ini diharapkan mampu memberi pandangan pada mahasiswa agar ngampus tak sekedar status,” jelasnya.


Watik_

AUDENSI REKTORAT DAN ORMAWA UNS

Selasa (24/11), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS menggelar audensi dengan rektorat dan Ormawa UNS yang mendatangkan rektor UNS, Samsul Hadi dan Pembantu Rektor III (PR III), Dwi Tyanto selaku pembicara. Acara tersebut dihadiri oleh delegasi dari pihak rektorat dan sejumlah perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Audiensi membahas tentang kebijakan-kebijakan kampus UNS yang selama ini masih membingungkan para mahasiswa. Berdasarkan hasil perwakilan UKM se-UNS yang terhimpun dalam satu Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) membawa beberapa aspirasi untuk disampaikan kepada rektor UNS yang antara lain mengenai SK514/H27/KM/2009 tentang pemberian dispensasi pembayaran SPP/BPI bagi mahasiswa program SI Reguler dan Diploma UNS, fasilitas UNS, pendanaan Ormawa, dan kebijakan dana legalisir serta denda perpustakaan.
Mengenai sistem birokrasi di UNS yang dirasa berbelit-belit memang diakui oleh Samsul Hadi selaku rektor UNS. ”Memang birokrasi di UNS buruk,” ujar Rektor UNS. Akhir acara, Samsul Hadi menjanjikan sekitar pertengahan tahun depan akan memfasilitasi semua kebutuhan di UNS. “Insyaallah pertengahan tahun depan semua fasilitas UKM di UNS akan terpenuhi,” tegas Samsul Hadi.

Dan’z_Qodri

ANALISA GRAFITASI

Sabtu (21/11) Himpunan Mahasiswa Program (HMP) Fisika, Grafitasi, menggelar kegiatan ANALISA (Asyiknya Jalan Sehat Anak Fisika). Acara dimulai pukul 07.00 WIB dan bertempat di Argo Budoyo, utara danau Fakultas Pertanian. Realisasi program kerja Bidang Kreativitas Mahasiswa ini diikuti oleh 38 mahasiswa pendidikan Fisika dari semua angkatan. Tujuan dari ANALISA ialah mengenal lingkungan kampus UNS dan sebagai lahan pengakraban antarangkatan Fisika.
Kegiatan diisi dengan jalan santai, dengan rute Argo Budoyo-Fakultas Teknik-Masjid Nurul Huda-GOR UNS-Analitik-Fakultas Kedokteran-Argo Budoyo. Selain itu, acara diisi pula dengan pertunjukkan seni dari mahasiswa Fisika.


Sufi_

KPU FKIP Adakan Debat Calon Presiden BEM FKIP UNS

Kamis (19/11) bertempat di Aula gedung A lantai 2 FKIP UNS, Komisi Pemilihan Umum (KPU) FKIP UNS mengadakan acara debat calon presiden BEM FKIP UNS. Acara tersebut dibuka oleh Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS. Hadir pula para calon presiden BEM FKIP dari masing-masing partai. Di antaranya Nanang Khoirudin (P.Fisika 07) dari Partai Orbit Bercahaya (POB) dan Wachid Yahya (PTM 07) dari Partai Academia. Sementara itu, Pebri Ary Pranoto (PAP 07), Capres dari Partai Banteng Revolusi (PBR) hanya diwakili oleh tim suksesnya, Dwi Ariyanti (P.Fisika 07) karena tidak dapat hadir.
Acara diisi dengan penyampaian visi dan misi masing-masing capres yang kemudian dilanjutkan dengan debat masing-masing calon presiden BEM FKIP. Debat yang cukup seru ini berlangsung mulai pukul 14.00-16.00 WIB dan dihadiri oleh beberapa mahasiswa FKIP UNS. Panelis dalam acara tersebut adalah perwakilan dari Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta, Agung Budiarso (Presiden BEM FKIP 2007/2008) serta Tutut Dwi Handayani (Pimpinan Umum LPM Motivasi FKIP UNS). Debat bertambah seru ketika masing-masing panelis memberikan pertanyaan dan argumennya kepada ketiga Capres dan saat para peserta memberikan pertanyaannya seputar gambaran BEM FKIP UNS ke depan.
Acara tersebut merupakan rangkaian acara yang diadakan oleh KPU agar mahasiswa mengetahui visi dan misi Capres BEM FKIP yang baru. Masing-masing Capres harus dapat bertanggungjawab terhadap visi dan misi yang telah mereka usung. Acara tersebut sekaligus bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada mahasiswa FKIP menjelang pemilu raya mahasiswa FKIP yang diselenggarakan tanggal 23-24 November.
Farra_