Rabu, 16 September 2009

KELUH, JADWAL PPL MOLOR

PPL menjadi ajang mahasiswa FKIP untuk melatih kemampuannya mengajar sebelum menjadi guru. Namun demikian, masih saja banyak kendala.


PPL merupakan praktek pengajaran Lapangan yang ditempuh ketika mahasiswa FKIP semester 7. Sebelum mahasiswa terjun PPL, pada semester 6 harus sudah dibekali dengan mata kuliah Micro Teaching. Meskipun dalam prakteknya micro teaching tidak berlangsung lama. “Sebelum mahasiswa PPL, mereka sudah mendapat mata kuliah micro teaching semester 6 dan observasi” tutur Sukardjo, Ketua PPL. Selama ini yang menjadi hambatan dalam PPL, yaitu mengenai jadwal yang selalu mundur. Adanya sebagian mahasiswa yang terlambat melengkapi administrasi, kelengkapan dokumen yang lain serta dari pihak sekolah yang bersangkutan tidak cocok dengan mahasiswa PPL membuat jadwal PPL molor. “hambatan PPL sering terjadi sehingga jadwal PPL yang ditentukan selalu mundur” ungkapnya. “Adanya sebagian mahasiswa yang telat melengkapi administrasi dan perlengkapan yang lainnya, maupun dari pihak sekolah yang bersangkutan tentang ketidakcocokan dengan mahasiswa PPL yang di tempatkan, menjadi masalah yang sulit dihindari”, tambahnya lebih lanjut. Sayangnya masalah itu membuat beberapa mahasiswa gusar. “Kenapa jadwal penempatan PPL harusnya dikasih tahu jauh-jauh hari, biar kita yang PPL siap disekolah mana kita ditempatkan”, keluh salah seorang mahasiswa angkatan 2006.
Dari sejumlah hambatan yang ada, Sukardjo mengatakan itu wajar. “Kami bisa memahami hambatan-hambatan tersebut, yang jelas kami sudah memberi batas maksimal perlengkapan itu harus selesai”, tegas ketua PPL. PPL yang berlangsung mulai bulan agustus sampai desember hanya terdapat tiga bulan waktu afektif. Hal itu disebabkan terpotong dengan kegiatan-kegiatan bulan ramadhan dan liburan lebaran. ”Masa afektif PPL hanya tiga bulan karena terpotong kegiatan bulan ramadhan dan liburan pasca hari Raya Idul Fitri”, tandasnya.
Manfaat PPL bagi mahasiswa sangatlah banyak. Selain untuk melatih mengajar juga melatih menyiapkan mental jika nantinya terjun lagsung k lapangan. “PPL itu bagus, sebagai sarana latihan mengajar untuk para mahasiswa FKIP calon guru sebelum terjun langsung jadi guru”, ungkap salah satu mahasiswa P. IPS angkatan 2006. merasa PPL sangat penting, dalam pelaksanaanya mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mengajar atau menyampaikan materi ajar tehadap anak didik. Tetapimahasiswa PPL juga harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan pihak sekolah seperti upacara, pramuka, pengajian, kemah bhakti dll. “kekhawatiran apakah mahasiswa PPL itu mampu…karena tuntutan bukan hanya untuk mengajarkan meteri di depan kelas, tapi juga harus mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah seperti upacara, pengajian, pramuka dan yang lain”, tutur Sutardjo.
Sedang menyinggung mengenai biaya PPL, sejak dekan Trisno Martono sebesar dua ratus ribu. Alokasi dana tersebut untuk honor dosen pembimbing, transportasi guru pamong, minum mahasiswa yang PPL, kepala sekola, wakil kepala sekolah. “uang itu untuk HR dosen pembimbing, transport guru pamong, air minum yang PPL, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah setempat”, ungkap ketua PPL.

Yulay_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar