Selasa, 15 September 2009

FKIP: SELANGKAH LAGI MENUJU PGSBI


Pendidikan Guru Bertaraf Internasional (PGBI) adalah salah satu program unggulan UNS yang akhir-akhir ini marak diperbincangkan. Perekrutan mahasiswa PGBI dilakukan melalui jalur PMDK Swadana dan Swadana. Lalu bagaimana dengan nasib mahasiswa reguler yang ingin masuk program ini? Dan sejauh mana kesiapan UNS sendiri dengan adanya program tersebut?

PGBI adalah program unggulan FKIP UNS yang bertujuan untuk mencetak tenaga pendidik bertaraf internasional yang profesional. Pendidik diharapkan mampu dan berkompeten ketika mengajar di kelas internasional. Namun, perlu diketahui bahwa lulusan PGBI tidak hanya diprioritaskan untuk sekolah-sekolah bertaraf internasional, tetapi juga untuk sekolah-sekolah reguler. ”Kalaupun mengajar di kelas internasional berarti itu nilai lebihnya,” ujar Mardiyana, Ketua Panitia PGBI. Menurut Mardiyana mahasiswa yang masuk PGBI nantinya harus mempunyai tiga kompetensi yaitu dilihat dari kemampuan akademik yang baik, kemampuan berbahasa inggris, dan ICT. ”Memang yang sudah berjalan kemarin hanya mengutamakan kemampuan akademik dan bahasa Inggrisnya saja namun untuk tahun ini harus dilihat dari ketiga kemampuan tersebut,” tegasnya.
Program PGBI ini merupakan kelanjutan dari SBI (Sekolah Bertaraf Internasional.red) yang dimulai semester Februari 2009 yang terdiri dari mahasiswa semester dua, empat, dan enam. Sebab, dana hibah untuk PGBI muncul setelah mahasiswa diterima sehingga penyeleksian PGBI diambil dari mahasiswa reguler. Namun, ada sedikit perbedaan untuk tahun ini, penyeleksian mahasiswa yang masuk PGBI melalui dua jalur, yaitu PMDK Swadana dan Swadana. Saat dimintai kejelasannya, Chalil, selaku sekretaris SPMB UNS mengatakan, ”Ada syarat tersendiri bagi mahasiswa PMDK Swadana yang ingin masuk PGBI. Nilai Bahasa Inggris harus delapan. Sementara itu, mahasiswa yang lulus SNMPTN tidak bisa masuk dalam program PGBI karena swadananya sudah gugur”, tambahnya.
Tidak semua prodi yang ada di FKIP menerapkan program PGBI. Baru program PMIPA dan bahasa Inggris yang sudah menerapkan. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk tahun selanjutnya program lain juga berpeluang. ”Tahun ini sudah direncanakan dana hibah untuk melibatkan program IPS. Seleksi proposalnya tahun ini namun prosentase dan pemberlakuannya mungkin tahun-tahun yang akan datang dan ini semua baru dalam tahap perencanaan”, jelas Mardiyana. Kalau diperhatikan, untuk SBInya memang sudah banyak SMK yang dari program Ekonomi, Akuntansi atau Manajemen yang sudah bertaraf internasional. Untuk STM, misalnya, jurusan teknik mesin juga ada yang sampai taraf internasional. Sehingga perlu guru dari program IPS yang bertaraf internasional.
”Dari yang sudah berjalan kemarin sudah ada 25 mahasiswa dari empat prodi. Lewat PMDK ada lima belas mahasiswa dari prodi Matematika dan untuk yang lain (Biologi, Fisika, Kimia, Bahasa Inggris) sekitar tiga sampai empat mahasiswa dan sisanya akan diambil dari SNMPTN Swadana,”ungkap Mardiyana. Untuk semester dua dan empat dalam satu kelas maksimal dua puluh mahasiswa dan untuk semester enam, microteaching sepuluh mahasiswa. Rencananya tahun ini akan dibuka satu kelas sekitar 24-32 mahasiswa dari masing-masing prodi, tetapi masih menunggu kebijakan dari fakultas dan universitas.
Mengenai materi perkuliahan ada perbedaan antara mahasiswa reguler dengan PGBI. Berdasarkan hasil lokakarya, Senin, 11 Mei 2009 kemarin, ada enam mata kuliah yang wajib ada di PGBI. Dua mata kuliah terkait dengan bahasa Inggris, misalnya di jurusan matematika ada English for Mathematic 1, English for mathematic 2. Jika di prodi Biologi ada English for Biology 1, English for Biology 2. Kemudian Teaching Mathematic in English 1, Teaching Mathematic in English 2. Selanjutnya Review High School Mathematic Content 1, Review High School Mathematic Content 2. Begitu juga untuk prodi yang lain. Sedangkan mata kuliah yang lain tergantung masing-masing LPTK yang mengembangkannya. Di FKIP UNS direncanakan akan ada 24 mata kuliah di akhir hibah yang akan diajarkan dengan bahasa Inggris.
Dalam proses penyampaian mata kuliah di kelas PGBI masih menggunakan dua bahasa (bilingual) yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tahap awal menggunakam 25% bahasa Inggris dan 75% bahasa Indonesia kemudian semakin meningkat 50% bahasa Inggris dan 50% bahasa Indonesia dan seterusnya. “Semakin banyak bahasa Inggrisnya semakin bagus”, jelas Mardiyana.
Tenaga pengajar di kelas PGBI dipilih dari pengajar yang benar-benar berkompeten dan menguasai bahasa Inggris. ”Dosen yang mengajar adalah dosen lulusan luar negeri yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya atau dosen yang skor toefl-nya lebih dari 500,” tutur Mardiyana.
Ketika ditanya mengenai biaya perkuliahan, Mardiyana menjelaskan, ”Karena selama empat tahun ini dibiayai Dikti maka mahasiswa yang sudah masuk PGBI masih membayar seperti regular belum ada tambahan apa-apa”. Selanjutnya mahasiswa swadana menanggung semua biayanya, sementara hanya itu kebijakan dari fakultas. Rencananya tahun depan mahasiswa PGBI akan tinggal di asrama selama satu tahun. Mengenai biaya belum dapat ditentukan. Namun, dari pihak sekretaris SPMB, Chalil, mengatakan bahwa untuk SBI tahun ini BPI semester satu sebesar 6,5 juta dan untuk semester dua dan selanjutnya sebesar 2 juta per semester.
Yang perlu digarisbawahi adalah penerimaan PGBI tahun ini diambil dari PMDK Swadana dan Swadana. Hal ini mendapat tanggapan dari Rusita Kusuma Wardani, mahasiswa prodi Ekonomi ’08, ”Nantinya kan sekolah-sekolah akan menjadi bertaraf internasional. Lalu mengapa yang bisa masuk ke PGBI hanyalah dari swadana. Berarti nantinya hanya yang kaya saja yang bisa ikut PGBI.”
Dalam hal fasilitas untuk sementara menggunakan beberapa kelas yang ada di gedung pascasarjana. Selain itu, telah ada ruang yang cukup representative untuk microteaching, yaitu di prodi biologi. Rencana selanjutnya dua lab komputer milik FKIP yang dititipkan pengelolaannya di jurusan PMIPA akan dipindah di gedung F untuk digunakan kelas SBI. Dana hibah tahun ini akan digunakan untuk pengadaan barang-barang seperti LCD, komputer, printer, peralatan laboratorium, bahan-bahan habis pakai, perlengkapan untuk proses pembelajaran, dan buku jurnal yang berbahasa Inggris. Tahun ini diharapkan sudah ada tambahan buku bertaraf internasional yang digunakan oleh mahasiswa. Anwar, salah satu mahasiswa SBI dari prodi Fisika ’06 menuturkan agar ke depannya SBI menjadi lebih baik lagi. “Harapan saya, ya mudah-mudahan untuk ke depannya SBI menjadi lebih baik lagi dan fasilitasnya semakin baik”.ungkapnya. Senada dengan itu, salah satu mahasiswa SBI dari Matematika ’07 mengungkapkan “Karena SBI untuk tahun ini diambil melalui swadana sehingga fasilitasnya harus lebih memadai dan pengajarnya harus lebih berkompeten”.


Nur Endah_Abidah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar