Senin, 14 September 2009

Klarifikasi Surat Pembaca

Sebelumnya kami selaku pengurus DEMA FKIP mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas apresiasi yang telah ditujukan teman-teman semua khususnya jajaran Redaksi dari AK-47 tebitan LPM MOTIVASI FKIP UNS. Dalam edisi NO.89 th 7april 2009 kami benar- benar memperoleh pelajaran yang berharga terkait dengan kinerja kami selam ini. Namun kami juga berhak keberatan dengan beberapa kalimat dalam pemberitaan tersebut yang kami anggap tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Klarifikasi ini sangat penting khususnya bagi pembaca setia Ak-47 yang tidak mengetahui duduk permasalahan yang ada.
Beberapa kalimat yang harus segera diklarifikasikan diantaranya adalah:
1. Kalimat “ namun ketika rekomendasi yan diberikan DEMA melenceng dari visi misi BEM dan dianggap tidak relevan. Bem pun dapat menolaknya”. (kutipan kalimat dari tema DEMA belum tunuaikan tugas, hal 1)
Seharusnya tidak demikian. Rekomendasi DEMA itu berbeda konteksnya dengan visi misi BEM. Visi misi BEM bersifat dari internal dan merupakan pandangan Presiden BEM FKIP sendiri. Sedangkan Rekomendasi dari DEMA merupakan masukan dari luar BEM FKIP yang berangkat dari realitas yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Jika ada rekomendasi yang diberikan DEMA kepada BEM dinilai tidak mungkin dilaksanakan oleh pihak BEM maka BEM hanya berhak untuk meminta peninjauan ulang dan tidak berhak untuk menolaknya.
2. Kalimat “ Hal ini sesuai dengan yang diungkapakan oleh Edi Pratikno selaku ketua komisi penyerapan aspirasi dan kebijakna public (PAKP DEMA) .” ….Kalau tidak sesuai dengan Proker BEM, mereka (BEM FKIP) berhak menolaknya “. (Kutipan kalimat dari BEM DEMA belum tunaikan tugas halaman 1)
Kutipan kalimat langsung yang disampaikan oleh saudara Edi Pratikno selaku Ketua komisi PAKP setelah kami konfirmasi langsung kepada Beliau tidak demikian. Sehingga kepada seluruh jajaran Redaksi yang terhormat agar meninjau ulang rekaman wawancara yang telah Reporter anda lakukan. Kami ingin pemberitaan itu apa adanya apalagi statement langsung oleh sumber harus bener- bener obyektif dan salah besar jika media yang seharusnya bisa menjadi pelopor kebenaran sudah bertindak munafik sekali lagi kami mohon klarifikasinya.
3. Kalimat “ Bahkan, Catur wahtu saputro sebagai ketua DEMA sampai berita ini ditulis belum bisa ditemui karena berbagai alasan”. (kutipan kalimat dari tema DEMA TENGGELAM halaman 2) kalimat ini tidak benar adanya, karena sebelumnya berita ini diterbitkan saya ( Catur Wahyu s) telah diwawancaai oleh salah satu reporter dari media anda. Jika dikalimat itu ada kata – kata “ karena dengan berbagai alasan “, maka itu salah besar. Saya tidak pernah membuat alasan untuk menghindar, saya ada kepentingan yang Urgent untuk memenuhi hak saya sebagai Mahasiswa. Perlu dicatat oleh temen – temen redaksi bahwa sya sendir bahwa saya sendir sudah pernah menawari untuk diwawancarai namun balasan dari reporter anda yang keberatan alasannya simpel sekali karena dari temen – temen Redaksi sendiri lagi sibuk.
4. Kalimat “… dan boleh saja disebutkan bahwa DEMA mangkir (kalimat dari tema sekjen DEMA akui DEMA telah mangkir, halaman 3)
Kalimat tersebut belum tepat adanya jika dialamatkan kepada DEMA secara keseluruhan. Memang ada beberapa dari anggota kami (DEMA) yang tidak aktif tetapi kami (DEMA ) tidak pernah mangkir dari tugas dan tetap berusaha semaksimal mungkn denga anggota yang ada melaksnakan tugas – tugas DEMA. Mohon diklarifikasi dan direvisi kata tersebut. Lebih tepanya jika dikolerasikan dengan kata sebelumnya, kata DEMA diganti dengan kata mereka’.
Untuk beberapa point diatas mohon diklarifikasikan kembali terkait dengan pemberitaan pada AK-47 edisi No.89 th 7 April 2009 dan terimakasih.



Jawab Redaksi:
Sebelumnya, terimakasih atas tanggapan yang diberikan oleh DEMA FKIP atas pemberitaan kami. Tanggapan tersebut membuktikan bahwa DEMA menaruh perhatian atas pemberitaan kami yang kebetulan pada edisi AK-47 edisi 89 menjadikan DEMA sebagai objek pemberitaan kami. Berikut adalah jawaban kami atas tanggapan keberatan dari DEMA FKIP.
Kalimat-kalimat yang menjadi poin keberatan dari pihak DEMA adalah kutipan langsung yang dalam hal ini pihak redaksi AK-47 sama sekali tidak menambah atau mengurangi isi wawancara yang kami lakukan. Secara utuh, kalau pihak DEMA ingin melihat hasil wawancara kami dengan pihak DEMA sendiri yang waktu itu diwakili oleh Aviya Lisana selaku Sekjend DEMA dapat dilihat dalam rubrik wawancara utama. Redaksi sama sekali tidak menambah atau mengubah susunan kata-kata yang telah diucapkan oleh narasumber sendiri karena redaksi menyadari bahwa kutipan langsung harus disampaikan secara utuh. Apalagi, kalimat wawancara yan kami kutip itu adalah inti dari pembicaraan kami dengan narasumber.
Begitupula dengan kutipan langsung yang kami buat untuk pernyataan saudara Edy pratikno. Bahkan keadaan narasumber waktu itu (Edy pratikno dan Aviya Lisana) saling menguatkan. Jadi, dalam hal ini redaksi sama sekali tidak mengbah atau memalsukan data wawancara yang kami dapat. Akan lebih bijak kalau Ketua DEMA melakukan konfirmasi kepada anak buah yang waktu itu mewakili DEMA memberikan pernyataannya karena pihak redaksi telah melakukan konfirmasi kepada dua perwakilan DEMA yang keduanya berada pada jajaran PHT DEMA yang pastinya tahu tentang kebijakan dan kerja DEMA FKIP.
Tentang pemberitaan kami yang menyatakan bahwa Ketua DEMA sulit ditemui dengan berbagai alasan. Memang begitulah yang terjadi di lapangan. Setiap kami konfirmasi - hampir setiap hari dan dalam setiap kesempatan bertemu, bahkan kami tunggu sampai sekre DEMA tutup – Ketua DEMA yang sebenarnya dapat kami temui dan memberikan waktu sebentar untuk wawancara memberikan rekomendasi agar mewawancarai anggota DEMA yang lain saja. Ketua DEMA baru bersedia kami wawancarai pada malam deadline. Padahal waktu itu berita AK-47 sudah masuk dalam design setting dan berita sudah siap cetak. Jadi, kami sudah melakukan usaha yang maksimal untuk menemui saudara Ketua DEMA.
Selanjutnya, kami justru tidak berkenan ketika DEMA mengatakan bahwa kami sudah bertindak munafik dengan pemberitaan kami. Kami sudah melakukan usaha masiv dan maksimal untuk menemui narasumber kami. Kami juga memiliki data otentik yang valid atas semua pemberitaan yang kami lakukan. Begitupula dengan pemberitaan yang kami tampilkan pada AK-47 edisi 89 lalu. Sebelum ini, kami juga sudah mengundang anggota DEMA untuk membicarakan masalah ini secara kekeluargaan dahulu, tapi tidak mendapatkan sambutan dari anggota DEMA FKIP sampai tulidan ini kami terbitkan. Hal ini kami ungkap agar mahasiswa awam dapat mengerti duduk permasalahan sebenarnya terjadi.
Demikian jawaban kami atas surat yang diberikan DEMA FKP kepada redaksi AK-47. Semoga dapat memberikan klarifikasi dan memperjelas permasalahan yang terjadi. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar