Senin, 19 April 2010

LABORATORIUM MICROTEACHING NGANGGUR




Laboratorium Microteaching yang pemanfaatannya diprioritaskan untuk perkuliahan Microteaching mahasiswa justru tidak digunakan secara efektif. Kebanyakan mahasiswa justru menggunakan ruang kelas sebagai sarana dalam mempersiapkan melakukan PPL.

Microteaching merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang akan menempuh PPL. Microteching biasanya dilaksanakan oleh mahasiswa semester VI sebagai bekal dalam mempersiapkan diri agar bisa belajar menjadi guru. Salah satu manfaatnya adalah belajar berkomunikasi dengan calon siswanya sekaligus bisa menyampaikan materi sesuai dengan program studi yang dipelajarinya selama VI semester. Pembantu Dekan II FKIP UNS, Drs.Sugiyanto, M.Si. menyatakan bahwa sekarang ini sudah ada 9 hingga 10 laboratorium microteaching yang berada dilingkungan FKIP UNS. “Laboratorium tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat menunjang kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan PPL, diantaranya whiteboard, TV, dan LCD,” ujarnya.
Hampir semua jurusan mempunyai laboratorium microteaching, tetapi tidak banyak dari mahasiswa yang dapat menggunakannya. “Selain jadwalnya yang kadang bentrok antara prodi satu dengan yang lain, para pembimbing PPL pun enggan untuk melakukan microteaching dilaboratorium microteaching, bahkan lebih sering membawa kami keruang kuliah untuk melakukan praktik microteaching,” tutur Eko, mahasiswa Sosiologi Antropologi. Senada dengan Eko, Sari mahasiswa Ekonomi 2006 mengungkapkan, “Dosen pembimbing kami belum pernah mengajak untuk melakukan microteaching di laboratorium microteaching. Saat microteaching justru dosen lebih sering menyuruh kami untuk terjun langsung praktik mengajar di ruang kuliah mahasiswa ekonomi semester bawah.” Hal itulah yang membuat Sari hingga saat ini belum mengetahui di mana dan fasilitas apa saja yang terdapat pada laboratorium microteaching.
Dari pihak fakultas mengungkapkan sudah menyediakan laboratorium tersebut beserta berbagai fasilitasnya, tetapi mengenai bagaimana cara penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pihak jurusan. Kalau dirasa kurang efektif, itupun tergantung dari kebijakan jurusan dan tidak semua jurusan juga yang laboratorium microteachingnya juga kurang efektif dalam penggunaanya. Sugiyanto menegaskan, ”Memang tidak semua jurusan mempunyai laboratorium microteaching.”
Laboraturium microteaching masih menjadi masalah, karena mahasiswa PBS dapat menggunakan salah satu ruang yang ada di gedung A sebagai laboratorium microteaching, sedangkan mahasiswa P. IPS tidak bisa menggunakan, bahkan tidak tahu di mana letak laboratorium microteaching mereka. Namun, lain halnya dengan mahasiswa jurusan P. MIPA mereka bisa kapanpun menggunakan laboratorium tersebut tanpa harus takut jika terjadi bentrok jadwal dengan prodi lain. Misalnya saja mahasiswa fisika yang SBI, mereka bisa menggunakan laboratorium microteaching di gedung fakultas jika tidak ada suatu moment tertentu, bahkan tidak hanya mahasiswa fisika SBI saja yang dapat menikmati mewahnya fasilitas laboratorium microteaching yang berada di gedunf F. Sebut saja Linda, mahasiswa Biologi angkatan 2006, ia mengaku hampir setiap mata kuliah microteaching dapat menempati sekaligus memanfaatkan semua fasilitas yang ada dilaboratorium tersebut. “Kami memang sering menggunakan laboratorium microteaching, bahkan laboratorium tersebut kami gunakan dalam praktik kuliah sehari-hari,” Jelas Linda.
Menyikapi hal tersebut rencananya pihak fakultas akan menambah pembangunan laboratorium microteaching sekitar 6 ruangan agar mahasiswa tidak khawatir akan terjadi bentrok jadwal antarprodi satu dengan yang lain. Selain itu mahasiswa juga bisa menggunakannya secara efektif. “Fakultas rencananya akan menambah 6 laboraturium microteaching.” Pungkas PD II.
Radita _hayun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar