Selasa, 18 Mei 2010

BEGOG MENANTIKAN UANGNYA KEMBALI


Di siang bolong itu,,terlihat Begog sedang duduk sendirian di shelter dekat lapangan ijo itu. Ya..tempat itu nampaknya sudah menjadi singgasana Begog dan kawan-kawannya untuk sekedar melepas lelah sembari berdiskusi bersama-sama tentang permasalahan mereka berempat (Begog, Njenik, Kiko dan Kang Sipon.)
Ada yang aneh..Begog terlihat tak seperti biasanya. Bengong...seperti melamun dan ada yang sedang dipikirkanya entah apa itu tak ada yang tahu.
Tak lama kemudian, Njenik sang kekasih pun datang menghampiri.
“Hai ....my darling,,,aku merindukanmu...”, kata Njenik dengan wajah sumringahnya.
“Hai..cinta..tau nggak? Aku berhasil masuk tiga besar duta FKIP 2010 lho..nanti kalau aku menang di babak finalnya kita makan-makan yaw...”, lanjut Njenik mengungkapkan kegembiraannya setelah tahu bahwa ia lolos seleksi tahap III duta FKIP kemarin.
“Gog.............”,(sapa Njenik sekali lagi sambil menepuk bahu Begog sekuat tenaga).
Nampaknya sapaan demi sapaan dari Njenik tiada sedikitpun dihiraukan Begog. Ya..dia masih dalam keadaan semula alias bengong....seperti larut dalam kesedihan.
“Hai Njenik...Begog...ganggu gak nich...,”. (Kiko tiba-tiba datang menghampiri mereka).
“Oh..tentu saja tidak Kiko, mari duduk di sini,,”, jawab Begog yang mulai angkat bicara.
“Huft..Begog,,,kenapa tadi aku bicara seribu kata tak kau sahut sedikitpun, tapi Kiko langsung kamu jawab. Sebenarnya ada apa sich? Katakan padaku apa salahku?!!!..hikz..hikz..., njenik sedih.
“Wo...lha ada masalah apa tow kalian ini, mbok ya segera diselesaikan,”. (seperti biasa Kiko selalu menjadi penengah jika ada permasalahan antara Begog dan Njenik sahabatnya.
“Aku sedih...uangku gak bisa kembali...”, ujar Begog.
“Hah uang? Uangmu kemana Gog? Hilang?”, sahut Njenik.
“Gini..aku kan gak tau kalau nonreg tidak bayar IOM, padahal aku bayar,,,trus mau tak minta gak bisa..”,jelas Begog.
“Wa...kuk bisa gitu sich Gog... Setahuku memang nonreg tidak bayar IOM , lihat saja bayar semesterannya saja buanyak banget kaya gitu. IOM itu kan untuk mahasiswa reguler tow aku juga terlanjur bayar, tapi bisa tuh tak minta lagi...,sambung Kiko.
Ehm..ehm...IOM lagi ,,,IOM lagi...itu karena kurangnya transparansi dan soialisasi siapa yang harus bayar atau tidak, jadi mahasiswa banyak yang tidak tahu...sambung Kang Sipon datang dari arah belakang.
“Nah trus gimana nasib Begog kang?”, Njenik berusaha mencarikan solusi buat kekasihnya itu.
“Eh...informasi yang terakhir aku dengar katanya anggapan bahwa mahasiswa nonreguler yang terlanjur membayar IOM bisa mengambil uangnya kembali hanya berlaku bagi mahasiswa nonreguler angkatan 2007 keatas. Dan semua mahasiswa wajib membayar IOM baik itu reguler maupun nonreguler pada angkatan 2006. Nah kamu kan angkatan 2006 Gog...”, jelas Kang Sipon.
“Hemmm....mungkin bagai pungguk merindukan bulan (lho...gak nyambung ya..) ya intinya mengharapkan sesuatu yang tak mungkin kembali ya...”, jawab Begog.
“Sudahlah Gog..tidak usah disesali...yang berlalu biarlah berlalu...anggap aja buat ngamal kebaikan,,,hehe..”, .Kiko justru  tertawa.
“Ya..mau gimana lagi..sebenarnya aku ingin uangku kembali lho...kan lumayan bisa nambah uang buat nyelesein skripsiku..”, Begog berkata sambil menundukkan kepala.
“Sabar Gog...semoga skripsimu lancar dan cepet wisuda ya..nanti ada ganti yang lebih baik kuk...”, Njenik berusaha menenangkan kekasihnya itu.
Seharusnya memang ada sosialisasi dan transparansi lebih jelas,,,agar mahaiswa lebih tahu...jadi tepat sasarannya dan tak ada kesalahan lagi..
Semoga saja....
NuRea_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar