Minggu, 08 November 2009

Fakultas Abaikan Kondisi Kantin

Mahasiswa FKIP mulai mengeluh dengan kondisi kantin yang jauh dari standar. Kantin yang seharusnya menjadi tanggungjawab fakultas ternyata kondisinya masih belum seperti yang diharapkan.

Lagi-lagi kurang tegasnya kebijakan dari pihak fakultas membuat sejumlah kantin yang ada di FKIP kurang mendapat perhatian. Hal ini membuat keadaan yang semrawut dan kurang higienis. Seperti yang diutarakan Anik mahasiswa P.IPS 08, “...sayang kondisi kantin di FKIP kurang terawat.”
Sebenarnya kantin sudah menjadi bagian kehidupan mahasiswa dikampus. Saat rasa lapar terasa atau ketika menunggu jeda waktu kuliah biasanya kantin menjadi tujuan utama mahasiswa. Namun, melihat kondisi kantin di FKIP saat ini masih jauh dari standar. Hal ini diakui oleh Paryono selaku Kabag UMKAP bahwa kantin di FKIP jauh dari harapan sehingga direncanakan tahun 2010 akan dibangun kantin kejujuran yang sesuai standar. Kondisi kantin tersebut terbukti dari keadaan bangunan kantin yang kurang terawat. ”Kantin masih kumuh, terus pelayanannya kurang cepet”, ungkap Sulis, mahasiswa Sejarah angkatan 2006 saat ditanya mengenai kondisi kantin FKIP.
Selain itu kantin bukan hanya tempat makan tetapi juga berfungsi sebagai tempat berdiskusi. Seperti yang dituturkan oleh Dian mahasiswa pendidikan Sosiologi Antropologi 08 , “Kantin bukan hanya tempat makan tapi juga tempat yang asyik untuk berdiskusi, tapi ko kurang terawat.”
Ketika ditanyakan pada pegawai kantin gedung C P.IPS, Bu Rumilah, ternyata kantin hanya mengontrak tanah saja. Jadi, untuk bangunan kantin dibangun sendiri oleh penyewa. Dari pihak fakultas tidak memberikan fasilitas apapun. Apabila ada kerusakan dan lain-lain menjadi tanggung jawab penyewa tanah. Namun, untuk pajak ditanggung pihak fakultas. ”Cuma ngontrak tanah. Jadi, bangun-bangun sendiri. Kalau ada yang rusak dibenerin sendiri. Satu bulan bayar sewa 100 ribu,” tutur Bu Rumilah pegawai kantin bawah.
Sementara itu kantin Meto merupakan kantin fakultas. Pembangunan kantin tersebut dilakukan oleh fakultas. Penyewa dikenakan biaya 250 ribu per bulan. Walaupun merupakan kantin fakultas tapi tetap saja fakultas lepas tangan tentang kondisi bangunan dan kebersihan kantin tersebut. “Sudah pernah lapor tapi ga ada hasilnya. Padahal bayare udah mahal,” tutur Bu Satem pegawai kantin Meto.
Setelah dikonfirmasi ke bagian UMKAP ternyata di FKIP terdapat kantin resmi dan tidak resmi. Yang termasuk kantin resmi, yaitu kantin P.IPS dan kantin Meto (Gedung A). Kantin yang resmi dikenai biaya sesuai kontrak dengan fakultas. “Kantin yang resmi itu hanya kantin dekat gedung P.IPS dan dekat gedung A,” ungkap Paryono. Mengenai pengelolaannya sendiri ternyata jauh dari pengawasan pihak Fakultas. “Kami tidak tahu sistem pengelolaannya. Bagian kepegawaian hanya melayani pembayaran sesuai dengan kontrak sebesar 100 ribu setiap bulannya dan uang itu masuk kas Dharma Wanita,” tutur Endah Wahyuni pengurus Dharma Wanita FKIP.
Sedangkan untuk kantin yang tidak resmi, pihak fakultas hanya bisa memberikan surat peringatan. “Sebenarnya kantin gedung E itu adalah tempat parkir. Jadi, sewaktu-waktu bisa kami usir. Namun, selama tidak menganggu mahasiswa yang tidak apa-apa,” jelas Paryono.

Kikis_ratna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar