Rabu, 09 Desember 2009

56.73% Reponden Tidak Setuju PPL Ditiadakan Jika proposal PPG disetujui


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tak lepas dari Program Pengalaman Lapangan (PPL), yang mana mahasiswa dituntut untuk terjun langsung ke lapangan (sekolah) untuk praktik mengajar. PPL biasanya dilaksanakan saat mahasiswa telah mencapai semester tujuh (VII), yang pada semester sebelumnya diadakan microteaching, praktik mengajar dihadapan teman-teman sekelas.
Namun, kali ini FKIP UNS akan mengadakan Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG sendiri tidak hanya berlaku bagi mahasiswa FKIP saja, namun juga mahasiswa non FKIP. Lama waktu menempuh PPG pun berbeda. Untuk lulusan PGSD hanya 1 semester (6 bulan) dan untuk lulusan FKIP non PGSD maupun non FKIP selama 2 semester (1 tahun). Saat ini PPG sedang dalam taraf pengajuan proposal ke Dikti. Apabila proposal itu disetujui maka PPG akan benar-benar dilaksanakan dan PPL ditiadakan.
Dihadapkan pada wacana diatas, TIM MOTIVASI berusaha untuk menggali data dan menanyakan pendapat kepada mahasiswa FKIP UNS mengenai wacana tersebut. Penggalian data dilakukan dengan penyebaran polling yang dilaksanakan pada Rabu (25/11) menggunakan teknik random sampling (secara acak) dengan responden sebanyak 171 mahasiswa. Dari hasil polling yang dilakukan oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM MOTIVASI FKIP UNS sebanyak 56,73% responden menyatakan tidak setuju dengan peniadaan PPL apabila proposal PPG benar-benar disetujui. Alasan yang mereka ungkapkan beragam. Riya, mahasiswa Sos-Ant, mengungkapkan, “Di FKIP saja sudah jelas-jelas memberi pendidikan keguruan.” Berbeda dengan Tri Ambarwati, mahasiswa pendidikan bahasa Inggris. Ia mengungkapkan bahwa, “Kalau PPL ditiadakan dari fakultas lain bisa menjadi guru, dan itu sangat merugikan bagi kita.” Sama halnya yang diungkapkan Hafidz, “Karena jika PPG diberlakukan kita akan banyak saingan menjadi guru dan kesempatannya menjadi lebih sempit.”
Sedangkan 22.81% responden menyatakan setuju saja apabila PPL ditiadakan seiring dengan persetujuan proposal PPG. “Karena pengalaman praktik lebih lama sehingga kita lebih menguasai dan lebih banyak wawasan,” ungkap Bambang, mahasiswa Ekonomi. Selain itu, juga ada yang mengungkapkan bahwa PPG dirasa lebih menjanjikan daripada PPL karena sudah tersertifikasi pula.
20.46% responden yang lainnya menyatakan ragu-ragu mengenai peniadaan PPL bila nantinya proposal PPG disetujui. “Masih simpang siur, positif negatif PPG. Jika pada akhirnya PPG justru merugikan lulusan FKIP, untuk apa FKIP ada?” ungkap salah satu mahasiswa. Selain itu, ada juga yang mengungkapkan, “Bila PPL ditiadakan apa bedanya antara FKIP dengan fakultas lainnya?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar