Rabu, 03 Februari 2010

Kebingungan Begog Diantara Kesimpangsiuran Berita

Siang itu FKIP UNS terasa sepi, lengang seakan tak ada kehidupan. Begog jadi lesu, hidup serasa mati makan tak mau tidur pun enggan (masak dikampus tidur?). Siang itu Begog gak ada teman, sendiri, sepi, sunyi.... Begog jadi sedih gara-gara sistem KBK yang baru diterapkan di kampus ini membuat ujian jadi ga jelas, libur pun juga ga jelas. Alunan kota mati menemani perjalanan Begog mengitari kampus.
Nah...untungnya ada Kiko yang tetep stand by di kampus, dasar orang asing ga mutu Selanjutnya dengan wajah sumringah like a sunrise Begog menghampiri Kiko yang lagi asyik baca koran di shelter kebanggaan kampus ungu ini, saking bangganya mahasiswa sama shelter, harus hati-hati guna’in kalo ga ntar bisa terluka lagi tu shelter.
“Kiko... Kiko...,” sapa Begog.
“Apa...apa...apa..., “ balas Kiko.
“Sedang apa... sedang apa...,” tanya Begog.
“Baca... baca... baca...,” sambung Kiko.
“Baca apa... baca apa...?” Begog tanya lagi.
“Koran... koran...,” jawab Kiko sambil senyum-senyum.
“Aduh..., kamu senyum-senyum githu aku jadi merinding ding... ada berita apa tho? Serius banget ampe ga nyadar ada Jonathan Mulia menghampiri,” Begog mulai kepedean
“Jonathan mulia???? Mana Gog?? Aku mau minta foto bareng kalo gitu.”Kiko terlihat antusias
“Dasar dung dung... orangnya di sini, di depanmu ini lho... ayo... ayo kalau mau foto bareng mumpung nganggur,” Begog mulai beraksi.
“Aduh duh Gog, stop-stop Gog kok tiba-tiba perutku jadi mules ya...,” Kiko mulai sadar sama kebohongan Begog.
“Ah... udah-udah... kalo ga mau foto bareng ya udah. Bukan tanggung jawab daku nantinya jika kau menyesal wahai fansku... mmmm... Korane tentang apa tho?” Begog bertanya lagi.
“Oh iya ini lho Gog.... Masak UNS mau membangun bengkel, hotel, dan Ruko untuk menanggulangi biaya nantinya ketika udah jadi BHP. Do you know???? Jadi kayak buka usaha githu... Aku jadi bingung,” jelas Kiko berapi-api.
“Dimana-dimana? Dibangun di mana?” tutur Njenik yang tiba-tiba njedul kayak hantu disiang bolong
“Di belakang kampus... Di koran ini dikatakan di tanah milik negara belakang kampus UNS akan membangun ruko,” jelas Kiko.
“Yang mana tho?” serang Njenik mengebu-gebu.
“Yaelah mbak Njenik, ya... ditrotoar itulah. Itu-itu yang dulu tempat ruko-ruko belakang kampus kita,” jelas Begog.
“So toi loe Gog... Aku katane pedagang yang di belakang kampus yang sekarang dipindah ke Pasar Surya. Tanah itu mau dibuat trotoar buat kita jalan, mau dibuat taman, kayak desain yang ada di balai kota itu lho,” timbal Njenik.
“Ih.. gak percaya... Kang Sipon......!!! Untung kau datang... jelaskan Kang mau dibangun apa belakang kampus kita ini!!!!” ujar Begog yang ga mau kalah sama pujaan hatinya.
“Aduh-aduh... aku ga tau kawan-kawan... Maklum aku lagi sibuk beud sama tugas-tugasku, ujianku. Aku jadi ga tau ada perkembangan apa di kampus,” jawab Kang Sipon.
“Ahhhh...,” teriak semuanya bebarengan .
“Gimana tho Kang. Dirimu itu yang kami andalkan untuk menetralisir semua berita-berita yang beredar kok malah ga tau.... Mengecewakan,” Njenik mulai mencerca.
“Aku hanya manusia biasa kawan... Otak satu... Dikala aku dipenuhi tugas ujian dan semua dan semua dan semua... aku gila...!!!!” keluh Kang Sipon.
“Sabar kang sabar kang ... Semua kan berakhir pada waktunya...,” Kiko coba menenangkan.
“Tapi ya temen-temen... Menurut saya, yang dimaksud hotel ya Rusunawa itu mungkin. Bengkel ya bengkel UNS yang dibelakang itu kemungkinan akan diperlebar. Kalau masalah ruko ya belum tau,” Kang Sipon mulai menerangkan.
“Jangan-jangan yang di belakang gerbang Kang,” tanya Begog
“Sepertinya bukan Gog, lha wong di balaikota sudah dipampang desain pembangunan taman kota,” Ujar Kang Sipon
“Wah... Kang Sipon hebat ya... walau sibuk tetep mudeng sama masalah kampus,” Kiko tampak terkagum-kagum
“Lha bagaimana lagi Ko, itulah tugas kita sebagai mahasiswa, harus peka sama segalanya. Wong kita ini orang terpelajar ... mahasiswa gitu lho...!!” Kang Sipon menggebu-gebu.
“Wach nanti apabila UNS benar-benar membangun hotel orang tuaku bisa menginap dunks kalau aku wisuda,” Begog mulai berandai-andai.
“Wach ternyata kamu juga ada minat ada wisuda ya Gog?” tanya Kiko.
“Ya iyalah, secara kan aku kuliah di UNS hahahaha...,” jawab Begog.
“Wach apabila benar-benar emang akan ada hotel kan bisa memudahkan penginapan buat orang tuaku. Asyikkk....”
“Emang kamu sanggup bayar biaya menginap di hotel Gog?” tanya Kang Sipon.
“Waduh... emang bayar ya. Kirain gratis bagi orang tua mahasiswa yang wisuda hee... semoga saja tidak mahal dech. Amin,” harap Begog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar