Senin, 21 Juni 2010

BEGOG DAN HELMNYA YANG MALANG

Cuaca yang panas siang itu lama kelamaan berubah menjadi mendung. Tampaknya pertanda akan segera turun hujan.
Kala itu, Njenik, Kang Sipon, dan Kiko sedang asyik berdiskusi di shelter ijo, tempat favorit mereka untuk berkumpul selain sekedar untuk melepas lelah. Mereka sedang berdiskusi tentang PPL yang akan mereka dilaksanakan sebentar lagi.
“Eh, praktek ngajar langsung gimana ya? Aku gak PD berdiri di depan murid-murid nanti”, kata Njenik kepada kedua rekannya itu (kang Sipon dan Kiko).
“Ya gimana caranya lah Sob...biar kamu PD and menyampaikan materi dengan baik gitu”, jawab Kiko.
Tiba-tiba Kang Sipon memotong pembahasan mereka berdua.”Eh, Njenik, Kiko, mendingan kita cabut aja yuk...mau hujan nich keliatannya,,,mendung menunggu hujan”, ujar Kang Sipon.
“Iya Kang nampaknya bentar lagi akan turun hujan. Tapi masalahnya kita mau pindah kemana?”, tanya Kiko.
“Ke lobi gedung C aja gimana? Kita bisa melanjutkan diskusi disana kan?”, jawab Kang Sipon.
Tak lama kemudian kekhawatiran mereka itu pun terjadi....
Tik..tik...tik...terlihat titik-titik hujan melompat-lompat di atas jalan sekitar shelter, lama kelamaan merambat ke semua area, makin deras dan deras.
“Huft....alhamdulillah..kita udah pindah kesini...ujar Njenik lega. Siapa dulu yang nyaranin untuk pindah”, (kang Sipon ke PD-an).
“Ah sudah-sudah,,,ayo kita brainstorming lagi..”,putus Kiko.
Hem...ya...mari kita lanjutkan...eh by the way Begog dimana ya? Kok belum muncul dari tadi?. Oh..my darling...I miss U so much...”, kata Njenik sambil bergaya dengan lebay-nya.
“Iya ya...Begog dari tadi belum menampakkan batang hidungnya sendiri. Gak ada kabar lagi...pa masih kuliah kali Nik?”, sahut Kang Sipon.
“Nah itu Begog,,,(Kiko mengarahkan pandangan sambil menunjuk arah datangnya Begog).
“Begooooooog...panjang umur tenan kamu, kami baru aja membicarakan kamu lho!. Oh kekasihku..betapa kau tak tau bahwa aku di sini menantimu dari tadi..,”kata Njenik.
Tiada diangka tiada diduga, walau sudah dihibur, Begog justru tampak murung.
“Gog...kamu kenapa sich? Kuk beda banget?”, tanya Kang Sipon.
“Aku baru aja kena musibah Kang”, jawab Begog lesu.
What????????
“Musibah apa Gog...?”, Njenik kaget.
“Helmku ilang lagi Nik....padahal baru aja beli. Make’ aja baru sekali...aku gak tau gimana ntar jelasin ke orang tuaku. Sebelumnya aja helmku udah ilang. Kemarin belinya juga minta uang ke ortu lagi. Dan mereka direwangi ngutang Omku lho, ortuku kan lagi gak punya uang tapi mengingat helm penting bagiku ya,,,dibeliin. Tapi......hikz...hikz...”, Begog sedih.
“Innalillahi...bagai makan buah simalakama kamu Gog...beberapa hari setelah helm pertamamu ilang, sekarang ilang lagi?”, sahut Kiko.
“Emang itu helm mbok taruh mana Gog? Kok bisa ilang lagi?. Kamu sudah mencari dan menanyakan ke satpam belum?”, tambah Kang Sipon.
“Udah tak cari dan tak tanyain kang, tapi tetep aja gak ada. Padahal itu helm harganya 135 ribu lho...aku pasti dimarahi ortu lagi ntar, dikira aku yang gak ati-ati...”, jawab Begog.
“Sabar ya Gog...Allah sedang mengujimu,,,ya paling nanti orang tuamu juga ngerti kuk setelah kamu jelasin apa adanya”, jelas Njenik yang berusaha menenangkan hati kekasihnya itu.
“Sabar ya sabar Nik, tapi masak harus kehilangan terus?”, bantah Begog.
“Hemmm,,sudah-sudah, jangan bertengkar. Memang susah kali ya nyari tempat yang aman. Helm ditaruh di sepeda motor ilang, beberapa waktu yang lalu temenku titip helm di pos satpam juga ilang. Trus tempat yang aman mana ya?, apa harus dibawa ke kelas ikut kuliah bareng kita? Hehe..”, sahut Kiko.
“Ah kamu ada-ada aja Kiko. Sekarang sudah bukan zamannya kita mencari siapa yang salah dalam kasus ini. Yang terpenting kita juga harus waspada. Kriminalitas sudah merajalela sekarang ini termasuk soal helm kamu Begog”, Kang Sipon mulai menasihati.
“Kang Sipon bener Gog...udah...ikhlasin aja helm kamu yang malang itu. Itung-itung ngamal gitu Gog. Ya semoga perhatian dari pihak FKIP juga terus ditingkatkan untuk kasus ini juga ya. Termasuk manajemen parkirnya juga diperbaiki, diperketat pengawasannya, sehingga tak kan ada lagi yang kehilangan”, tambah Njenik.
“Semoga saja Nik.....”, sahut ketiga rekan Njenik lainnya (Begog, Kang Sipon, dan Kiko).
NuReA_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar